Jakarta, CoreNews.id – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menutup operasi evakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (7/10), setelah sembilan hari pencarian tanpa henti.
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI sekaligus SAR Mission Coordinator (SMC), Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menyebut total 67 korban meninggal dunia telah ditemukan, termasuk delapan bagian tubuh (body part).
“Sampai dengan hari ke-9, Selasa 7 Oktober 2025, kami telah berhasil mengumpulkan 67 pack dengan rincian delapan body part. Terakhir, pada pukul 21.03 WIB [Senin (6/10)],” ujar Bramantyo di Posko Tanggap Darurat Sidoarjo.
Secara keseluruhan, 171 orang berhasil dievakuasi, terdiri dari 104 korban selamat dan 67 meninggal dunia. Namun, data itu masih dapat berubah menunggu hasil identifikasi tim DVI terhadap delapan potongan tubuh korban.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa seluruh material reruntuhan telah diangkat dan lokasi kini rata dengan tanah. “Kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tanggal 29 September dan hari ini masuk hari ke-9, kita telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban, dan kita juga telah bisa memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” ujarnya.
Sementara itu, BNPB mencatat sedikit perbedaan data. Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Budi Irawan menyebut terdapat 61 jenazah dan tujuh body part yang ditemukan, dengan total perkiraan korban tewas mencapai 63 orang.
“Ditemukan adalah 61 jenazah dalam bentuk utuh kemudian ada tujuh body part. Dari perkiraan kita 63 dimungkinkan, nanti kepastiannya kita tunggu DVI apakah bagian dari 61 atau berdiri sendiri,” jelas Budi.
Dengan tuntasnya operasi ini, seluruh korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny dinyatakan telah ditemukan, dan lokasi kini telah dibersihkan sepenuhnya.











