Jakarta, CoreNews.id – Pemerintah resmi memperkenalkan Sekolah Garuda di 16 titik seluruh Indonesia, Rabu (8/10). Program ini merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada pemerataan pendidikan unggulan.
“Sekolah Garuda menjadi penyempurna orkestrasi transformasi pendidikan,” kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Stella Christie, dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Stella, program ini adalah wujud visi besar Presiden Prabowo untuk membawa anak-anak Indonesia dari berbagai daerah agar mampu menembus kampus-kampus terbaik dunia.
“Sekolah Garuda adalah cara pemerintah memperluas akses pendidikan unggul yang inklusif. Meracik talenta sains dan teknologi dari anak-anak berprestasi dari penjuru negeri,” ujarnya.
Pengenalan serentak dilakukan di 12 Sekolah Garuda Transformasi dan 4 Sekolah Garuda Baru. Beberapa di antaranya ialah SMAN 10 Fajar Harapan (Aceh), SMA Unggul Del (Sumut), SMAN Unggulan MH Thamrin (Jakarta), SMA Taruna Nusantara (Jateng), hingga SMA Averos Sorong (Papua Barat Daya).
Adapun empat titik pembangunan baru terdapat di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan (NTT), Konawe Selatan (Sultra), dan Bulungan (Kaltara). Hingga 2029, pemerintah menargetkan membina 80 Sekolah Garuda Transformasi dan membangun 20 Sekolah Garuda Baru.
Stella menegaskan bahwa Sekolah Garuda berdiri di atas tiga pilar utama: pemerataan akses pendidikan, pembentukan kepemimpinan, dan peningkatan prestasi akademik serta jiwa pengabdian.
“Selain berprestasi, siswa juga tidak lupa untuk mengabdi setelah melanglang buana mencari ilmu,” tuturnya.
Keberadaan Sekolah Garuda diharapkan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. “Human Capital Index menunjukkan, rata-rata siswa Indonesia baru memanfaatkan 54 persen dari potensi utuh mereka. Ini tantangan sekaligus peluang besar untuk terus ditingkatkan,” tambah Stella.
Pada 2024, sebanyak 143 lulusan SMA penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) telah menembus 100 perguruan tinggi terbaik dunia, menjadi bukti bahwa akses menuju pendidikan global semakin terbuka.











