Jakarta, CoreNews.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap harga batu bara dunia terus turun akibat kelebihan pasokan (oversupply) di pasar global.
Menurutnya, produksi batu bara global mencapai 8–9 miliar ton per tahun, dengan sekitar 1,3–1,4 miliar ton diperdagangkan di pasar internasional. Sementara itu, produksi batu bara Indonesia pada 2025 mencapai 800–900 juta ton, dengan ekspor sekitar 500–600 juta ton, atau 40–45% dari total ekspor batu bara dunia.
“Begitu kita terlalu banyak ketersediaan barang, sementara yang menerima sedikit, pasti harganya anjlok,” ujar Bahlil dalam acara Minerba Convex di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Untuk mengendalikan produksi dan menjaga harga, pemerintah dan DPR sepakat mengubah Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari sistem tiga tahun menjadi satu tahun. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu Indonesia berperan dalam menstabilkan harga batu bara dunia.
Kementerian ESDM sebelumnya telah menerbitkan Permen ESDM Nomor 17 Tahun 2025 yang mengatur tata cara penyusunan dan pelaporan RKAB bagi pelaku usaha pertambangan mineral dan batu bara.











