Jakarta, CoreNews.id – Pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan penerapan Domestic Market Obligation (DMO) emas sebagai upaya menjaga pasokan emas di dalam negeri. Tren permintaan emas lokal makin meningkat, apalagi setelah pasokan sempat terganggu akibat longsor di tambang Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut saat ini produksi emas nasional masih sangat bergantung pada dua raksasa tambang: PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Freeport mampu mengolah sekitar 3 juta konsentrat tembaga yang bisa menghasilkan 50–60 ton emas per tahun. Sementara PT Amman melalui AMNT dapat memurnikan 970 ribu konsentrat yang menghasilkan sekitar 18–20 ton emas. Jika dijumlah, kedua perusahaan ini menyumbang hampir 80 ton emas tiap tahunnya. Dengan angka sebesar itu, wajar jika pemerintah merasa perlu mengamankan pasokan melalui skema DMO emas demi ketahanan industri dalam negeri.
Yuk, kita bahas siapa saja sih produsen emas terbesar di Indonesia saat ini!
1. PT Freeport Indonesia (PTFI)
Sebagai anggota MIND ID, Freeport jadi pemain utama dengan target produksi 50–60 ton emas per tahun. Sepanjang 2025, Freeport menargetkan produksi emas mencapai 1,65 juta ons atau setara 46,78 ton. Apalagi, mereka telah punya ekosistem pemurnian emas terintegrasi di Gresik melalui Precious Metal Refinery (PMR).
2. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
Melalui tambang Batu Hijau di NTB, Amman mencatat produksi sekitar 802.749 ons atau 22,76 ton emas pada 2024. Dengan adanya bijih berkadar tinggi dari Fase 7, AMMN bahkan menargetkan produksi emas hingga 90.000 ons di tahun berjalan.
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
MDKA memproduksi sekitar 115.867 ons (±3,6 ton) emas pada 2024. Proyek Pani di Gorontalo diharapkan mulai beroperasi pada 2026 dengan potensi produksi hingga 500.000 ons per tahun.
4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Antam menghasilkan sekitar 1 ton emas dari tambang Pongkor, lalu menambah stok dari buyback serta impor hingga 30 ton per tahun. Mereka juga tengah membangun fasilitas pemurnian baru di Gresik.
5. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
BRMS mencetak produksi sekitar 1,82 ton emas pada 2024 dan menargetkan peningkatan output hingga 73.000 ons tahun depan.
6. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Melalui PT Agincourt Resources, UNTR menghasilkan sekitar 4,68 ton emas per September 2024 dan menargetkan 240.000 ons pada 2025.
7. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)
PSAB mencatat produksi sekitar 2,85 ton emas sepanjang 2024 dan terus fokus melakukan eksplorasi di tambang Bakan dan Doup.











