Jakarta, CoreNews.id – Pemerintah Maroko menyatakan lebih dari 2.400 orang menghadapi proses hukum terkait demonstrasi GenZ 212 yang menuntut perbaikan pendidikan, layanan kesehatan, dan penghapusan korupsi. Menurut laporan *Le Monde*, hingga Selasa (28/10/2025), sebanyak 1.400 orang telah ditahan dan 411 di antaranya sudah divonis, termasuk 76 anak di bawah umur. Sebagian mendapat hukuman penjara hingga 15 tahun atas tuduhan vandalisme dan penjarahan.
Gerakan GenZ 212 bermula dari kampanye daring yang menyerukan reformasi sosial dan sempat berujung bentrokan di Agadir, menewaskan tiga orang. “Kami hanya menuntut masa depan yang lebih adil,” ujar salah satu penyelenggara aksi.
Asosiasi Maroko untuk Hak Asasi Manusia (AMDH) meminta peradilan adil bagi para terdakwa, sementara hakim Hassan Farhan menegaskan proses hukum berjalan sesuai undang-undang. Meski protes mereda setelah pidato Raja Maroko menjanjikan reformasi dan anggaran US$15 miliar, ketimpangan sosial tetap menjadi tantangan utama negara itu.











