Jakarta, CoreNews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan teknik pemeriksaan saksi dan tersangka dengan memadukan pendekatan teknis dan analisis psikologis. Plt Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu menegaskan pentingnya membaca karakter dan latar sosial sebelum pemeriksaan dimulai.
“Penyidik pasti melihat dulu siapa yang akan diperiksa. Kalau orangnya banyak relasi atau pacar, ada kecenderungan berbohong, jadi kami harus hati-hati,” ujarnya di Bogor.
Setiap karakter saksi membutuhkan strategi berbeda. Saksi religius didekati dengan bahasa yang menenangkan, sementara lainnya diajak ngobrol soal hobi atau asal daerah agar lebih nyaman. Banyak saksi datang dalam kondisi cemas, sehingga percakapan ringan dan sesi ice breaking dilakukan sebelum pemeriksaan inti.
Asep menjelaskan penyidik juga menampilkan bukti utama untuk mendorong keterbukaan. Ia menanggapi keluhan ruang pemeriksaan yang dingin, menyebut suhu diatur terpusat. Dengan nada bercanda ia mengatakan, “Kalau masih kedinginan, berarti hatinya membeku.” Jeda pemeriksaan biasanya terjadi saat waktu salat dan makan siang.











