Jakarta, CoreNews.id – Ancaman teknologi dan sosial semakin mendominasi agenda risiko para pemimpin bisnis di negara-negara G20. Temuan ini terungkap dalam Executive Opinion Survey 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) bersama mitra strategisnya, Zurich Insurance Group dan Marsh McLennan.
Survei tahunan ini melibatkan lebih dari 11.000 pemimpin bisnis dari 116 negara, dan memetakan lima risiko utama yang diperkirakan paling berdampak dalam dua tahun ke depan.
Perlambatan Ekonomi Masih Jadi Kekhawatiran Utama
Untuk tahun ketiga berturut-turut, perlambatan ekonomi global kembali menempati posisi teratas sebagai risiko terbesar bagi para pemimpin bisnis G20. Risiko ini menjadi perhatian utama di enam negara G20, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, seiring tekanan inflasi, ketidakpastian pasar, dan tensi geopolitik yang belum mereda.
“Meskipun inflasi sempat menjadi isu krusial pada 2024, pada 2025 posisinya turun ke peringkat keempat, menandakan pergeseran fokus terhadap tantangan non-ekonomi,” dikutip dari siaran pers Zurich, 16/12/2025.
Misinformasi dan Disinformasi Jadi Ancaman Baru
Untuk pertama kalinya, ancaman teknologi berupa misinformasi dan disinformasi masuk ke dalam lima besar risiko utama, berada di posisi kelima. Kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) dinilai berpotensi mempercepat penyebaran informasi palsu, memicu perang informasi, serta mengganggu stabilitas politik, pemilu, dan pasar global.
Risiko ini juga berkaitan erat dengan meningkatnya ancaman terhadap keamanan siber dan infrastruktur digital di berbagai negara.
Risiko Sosial Dorong Kekhawatiran Fragmentasi Masyarakat
Risiko sosial kini menempati posisi yang semakin strategis. Layanan publik dan perlindungan sosial yang tidak memadai berada di peringkat kedua, diikuti oleh kurangnya kesempatan ekonomi dan pengangguran di posisi ketiga. Kondisi ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran akan fragmentasi sosial dan ketimpangan ekonomi global.
Menariknya, peristiwa cuaca ekstrem yang sebelumnya masuk lima besar pada 2024, kini tidak lagi termasuk dalam daftar teratas. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang pengaruh polarisasi sosial dan politik terhadap persepsi risiko perubahan iklim.
Hasil Executive Opinion Survey 2025 menegaskan bahwa risiko bisnis global kini semakin kompleks dan multidimensi. Selain tantangan ekonomi, pemimpin bisnis G20 harus bersiap menghadapi ancaman teknologi dan sosial yang dapat berdampak langsung pada stabilitas pasar, kepercayaan publik, dan pertumbuhan jangka panjang.













