Jakarta, CoreNews.id – Tiongkok meluncurkan latihan militer terbesar sepanjang sejarahnya di sekeliling Taiwan melalui operasi bertajuk Justice Mission 2025. Armada kapal perang, jet tempur, drone, dan artileri dikerahkan di tujuh zona maritim untuk mensimulasikan serangan ke target darat, laut, serta blokade pelabuhan utama Taiwan. Latihan yang berlangsung hingga Selasa (30/12/2025) ini bahkan mengganggu penerbangan dan pelayaran sipil di kawasan.
Juru Bicara Militer Tiongkok Kolonel Shi Yi menyatakan latihan tersebut merupakan respons terhadap separatisme dan keterlibatan asing. “Tindakan ini diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan persatuan nasional Tiongkok,” ujarnya. Eskalasi ini terjadi setelah Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata ke Taiwan senilai US$11,1 miliar, termasuk sistem HIMARS dan rudal ATACMS.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan puluhan pesawat dan kapal perang Tiongkok beroperasi di sekitar wilayahnya. Taiwan pun meningkatkan status siaga militernya dan menyatakan siap menggelar latihan respons cepat jika situasi memburuk.













