Corenews.id
No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini
Corenews.id
No Result
View All Result

Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Punya Data Solid

by Irawan Djoko Nugroho
17 Juni 2025 | 14:52
in Hukum
Menurut Fadli Zon, pernyataannya tentang pemerkosaan massal 1998 adalah sikap pribadi, bukan sikap pemerintah. Ini adalah bentuk kebebasan berpendapat. Namun ia menegaskan mengutuk dan mengecam keras peristiwa kekerasan pada Mei 1998 dan justru kita ingin mengangkat martabat dan perjuangan kaum perempuan dari masa lalu.

Ilustrasi: Kerusuhan Mei 1998. Foto dari media sosial

Bagikan sekarang:

Slupsk, CoreNews.id — Pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 masih perlu dibuktikan. Istilah massal memerlukan satu pendalaman, bukti-bukti yang lebih akurat, data-data yang lebih solid. Karena ini menyangkut nama baik bangsa. Selain itu, belum terbukti secara hukum karena data solid minim.

Hal ini disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Slupsk, Polandia, (16/6/2025). Menurut Fadli Zon, pernyataannya tentang pemerkosaan massal 1998 adalah sikap pribadi, bukan sikap pemerintah. Ini adalah bentuk kebebasan berpendapat. Namun ia menegaskan mengutuk dan mengecam keras peristiwa kekerasan pada Mei 1998 dan justru kita ingin mengangkat martabat dan perjuangan kaum perempuan dari masa lalu. 

Penyataan Fadli Zon ini mendapat tanggapan beberapa pihak. Salah satunya Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas yang terdiri dari 547 pihak baik organisasi maupun individu. Mereka mengkritik pernyataan Fadli Zon yang menyebut perkosaan massal saat kerusuhan 13-15 Mei 1998 adalah rumor dan tidak pernah dicatat dalam buku sejarah. Namun demikian Fadli Zon tetap menghormati kritikan tersebut sebagai kebebasan berpendapat.*

READ  DPR Akan Panggil Fadli Zon Usai Kontroversi Penulisan Ulang Sejarah
Tags: fadli zonKerusuhan Mei 1998
Previous Post

AHY Tegaskan Proyek Giant Sea Wall Jadi Prioritas, Ajak Belanda Perkuat Kerja Sama Infrastruktur

Next Post

Puan Maharani: Stabilitas Politik Kunci Hadapi Ketidakpastian Global

Next Post
Puan Maharani: Stabilitas Politik Kunci Hadapi Ketidakpastian Global

Puan Maharani: Stabilitas Politik Kunci Hadapi Ketidakpastian Global

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWARA

semen merah putih mou algaepark indonesia

Tekan Emisi Karbon Lewat MPTree, Semen Merah Putih Gandeng Algaepark Indonesia

23 Mei 2025 | 16:02
Green movement pertamina

Pertamina Luncurkan Green Movement, Wujud Nyata Komitmen ESG

8 Mei 2025 | 14:00
Logo Danantara

Presiden Prabowo Resmikan Badan Pengelola Investasi DANANTARA

12 Maret 2025 | 09:00
Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan

BPJPH Bersinergi dengan 11 Mitra Permudah Sertifikasi Produk Halal

18 Februari 2025 | 17:00
Aplikasi Growin' by Mandiri Sekuritas

Aplikasi Growin’ by Mandiri Sekuritas Permudah Investasi di Pasar Modal

9 Januari 2025 | 17:00

POPULER

sengketa 4 pulau

Sengketa 4 Pulau Aceh vs Sumut, Ini Duduk Perkaranya

14 Juni 2025 | 16:03
Ilustrasi Iran-Israel

Alasan Sebenarnya Israel Menyerang Iran

17 Juni 2025 | 09:00
Wisata Tapak Tuan yang Melegenda di Aceh Selatan

Wisata Tapak Tuan yang Melegenda di Aceh Selatan

6 September 2024 | 09:29
Bobby Nasution

Kata Bobby Nasution Usai Prabowo Putuskan 4 Pulau Milik Aceh

18 Juni 2025 | 08:30
Dengan diketahuinya celurit yang tidak lain adalah krětāla atau senjata asli dalam sejarah Jawa Kuna menurut kajian arkeologis dan filologis, maka Sakera atau Sadiman atau Sagiman sebagai sosok yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan Belanda dengan celurit sebagai senjata, dapat dikatakan merupakan sosok yang mempopulerkan kembali celurit sebagai sebuah senjata pembunuh.

Celurit Dalam Tinjauan Sumber Arkeologis dan Filologis

28 Februari 2024 | 04:10
Ghali atau galleon telah dikeluarkan dalam pembahasan dan dianggap sebagai puncak kreatifitas bangsa Eropa, dalam membangun sarana angkut laut. Sekalipun hal ini keliru. Sebagai akibatnya, ruang kreatifitas dalam menginterpretasi dan kemudian mengelaborasi kapal Jawa masa lalu menjadi seperti terhenti.

Kapal Dalam Penggambaran Relief Dan Manuskrip

15 Juni 2025 | 21:48
  • Redaksi Corenews.id
  • Pedoman Media Siber
  • Email Login

Corenews.id | All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini

Corenews.id | All Rights Reserved