Slupsk, CoreNews.id — Pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 masih perlu dibuktikan. Istilah massal memerlukan satu pendalaman, bukti-bukti yang lebih akurat, data-data yang lebih solid. Karena ini menyangkut nama baik bangsa. Selain itu, belum terbukti secara hukum karena data solid minim.
Hal ini disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Slupsk, Polandia, (16/6/2025). Menurut Fadli Zon, pernyataannya tentang pemerkosaan massal 1998 adalah sikap pribadi, bukan sikap pemerintah. Ini adalah bentuk kebebasan berpendapat. Namun ia menegaskan mengutuk dan mengecam keras peristiwa kekerasan pada Mei 1998 dan justru kita ingin mengangkat martabat dan perjuangan kaum perempuan dari masa lalu.
Penyataan Fadli Zon ini mendapat tanggapan beberapa pihak. Salah satunya Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas yang terdiri dari 547 pihak baik organisasi maupun individu. Mereka mengkritik pernyataan Fadli Zon yang menyebut perkosaan massal saat kerusuhan 13-15 Mei 1998 adalah rumor dan tidak pernah dicatat dalam buku sejarah. Namun demikian Fadli Zon tetap menghormati kritikan tersebut sebagai kebebasan berpendapat.*