Jakarta, CoreNews.id – Proses perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) resmi diselesaikan dengan pertukaran surat (exchange of letters) antara Pemerintah RI dan Komisi Eropa, menandai kesepakatan politik tingkat tinggi untuk mempercepat finalisasi perjanjian dagang tersebut.
Pertukaran surat dilakukan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Komisioner Perdagangan Komisi Eropa Maroš Šefčovič.
“Saya menyampaikan apresiasi atas komitmen berkelanjutan dan keterlibatan konstruktif dari Uni Eropa,” kata Airlangga, Senin (14/7/2025).
Dalam surat tersebut, kedua pihak menyatakan komitmen kuat untuk segera menyelesaikan perundingan IEU-CEPA secara menyeluruh dan seimbang. “Kesepakatan politik ini menjadi capaian paling penting dalam proses perundingan yang telah berlangsung sejak tahun 2016,” ujar Komisioner Maroš.
Salah satu poin utama dari IEU-CEPA adalah bahwa 80% pos tarif akan menjadi nol, membuka peluang ekspor-impor yang jauh lebih luas antara Indonesia dan Uni Eropa.
“Perjanjian ini juga akan membantu memperkuat rantai pasok bahan baku kritis yang penting bagi industri teknologi bersih dan baja Eropa,” jelas Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa.
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden von der Leyen mengumumkan kesepakatan ini dalam pertemuan bilateral di Brussels, Minggu (13/7).
“Saya sangat senang melihat para menteri dan komisioner dari kedua belah pihak berhasil mencapai, yang saya sebut, terobosan strategis,” ungkap Prabowo.
Dengan tidak adanya lagi isu krusial yang menghambat, Indonesia dan Uni Eropa kini tinggal menunggu proses penandatanganan resmi IEU-CEPA di tahun 2025, setelah 10 tahun perundingan, 19 putaran formal, dan puluhan pertemuan antar-sesi.