Jakarta, CoreNews.id – Orang tua mendiang Timothy Anugrah Saputra (21), mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Bali yang tewas diduga bunuh diri, meminta polisi mengusut tuntas kematian anaknya.
Ayah korban, Lukas Diana Putra, telah melaporkan kasus tersebut ke Polresta Denpasar sebagai aduan masyarakat (dumas). “Bapaknya melakukan dumas ke Polresta (Denpasar) terkait kesimpangsiuran berita terhadap anaknya,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar I Ketut Sukadi, Minggu (19/10/2025).
Polisi kini menyelidiki dugaan kematian korban yang diduga jatuh dari gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud. “Polresta Denpasar telah menerima dumas dan telah dilakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut,” jelas Sukadi.
Lukas menegaskan keluarga ingin kejelasan terkait kronologi kematian putranya. “Saya ingin tahu dan pastikan kenapa misalnya anak saya jatuh? Apakah dia bunuh diri? Apakah ada kecelakaan atau unsur lain?” ujar Lukas.
Ia juga menilai pihak kampus belum memberikan jawaban yang memuaskan. “Saya cuma laporkan kematian anak saya agar diusut kejadian dan kronologinya biar jelas penyebab kematiannya dari lantai dua atau lantai tiga,” katanya.
Sementara itu, Rektorat Unud telah membentuk tim investigasi khusus untuk menelusuri kasus kematian Timothy, termasuk dugaan perundungan yang dialami korban. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto.
“Pihak rektor sudah membentuk tim untuk menginvestigasi, mengecek apa yang sebenarnya terjadi,” kata Brian.
Brian menambahkan, kampus juga memfasilitasi pendampingan bagi keluarga korban. “Kami ingin kampus membangun atmosfer yang saling peduli dan mendukung,” ujarnya.
Polisi sebelumnya memastikan korban jatuh dari lantai empat gedung FISIP Unud, bukan lantai dua seperti kabar yang beredar. Saat kejadian, saksi NKGA melihat korban datang “dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” tutur Sukadi.
Timothy sempat dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar dalam keadaan sadar, namun meninggal karena pendarahan. Kasus ini memicu simpati publik setelah muncul dugaan korban mengalami perundungan oleh rekan-rekannya di kampus.










