Jakarta, CoreNews.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan peningkatan kasus positif COVID-19 di Indonesia pada minggu ke-42 tahun 2025. Proporsi positif naik menjadi 3 persen, dari sebelumnya 1 persen di minggu sebelumnya.
Dalam laporan pengawasan kasus per 18 Oktober 2025, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 dari total 258 pemeriksaan, dengan positivity rate 4,26 persen.
Kemenkes menyebut varian yang tengah merebak di Indonesia saat ini meliputi XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), dan XFG 3.4.3 (14 persen) per Agustus 2025.
“Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” tulis laporan Kemenkes, Rabu (22/10).
Asal dan Karakteristik Varian LF.7
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa LF.7 merupakan subvarian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Gujarat, India.
“Diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Variant Under Monitoring,” kata Aji kepada detikcom.
Aji menuturkan, gejala varian LF.7 mirip dengan flu biasa dan tergolong lebih ringan dibandingkan varian Delta. “Mirip flu biasa tapi perlu waspada untuk kelompok rentan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kewaspadaan tetap diperlukan terutama bagi kelompok lansia dan penderita komorbid.
Gejala yang Umum Ditemukan
Menurut Kemenkes, gejala infeksi varian LF.7 antara lain:
- Demam atau menggigil
- Batuk
- Sesak napas
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau berair
- Kehilangan rasa atau penciuman baru
- Kelelahan
- Nyeri otot atau badan
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Diare













