Jakarta, CoreNews.id – Satu klik bisa jadi awal bencana digital. Dari pesan pengiriman paket hingga tautan reset kata sandi, penyerang kini memanfaatkan rekayasa sosial (social engineering) untuk menipu pengguna. Lebih berbahaya lagi, kecerdasan buatan (AI) kini memperkuat serangan ini, membuatnya semakin sulit dikenali.
Menurut laporan Palo Alto Networks, lebih dari 82% email phishing tahun lalu dibuat dengan bantuan AI, dan 78% penerimanya membuka pesan tersebut. Dalam rangka Bulan Kesadaran Keamanan Siber Oktober ini, para ahli mengingatkan pentingnya memahami ancaman baru ini.
“Linimasa serangan kini hanya hitungan menit, bukan lagi hari,” ujar Philippa Cogswell, Managing Partner Unit 42, Palo Alto Networks untuk Asia Pasifik dan Jepang.
“AI mempercepat dan memperluas serangan social engineering dengan mengeksploitasi faktor yang paling lemah — kepercayaan manusia,” katanya dalam siaran pers, 28/10/2025.
AI, Alat Baru di Tangan Penyerang
Unit 42 menemukan tiga taktik utama yang kini sering digunakan peretas:
- Phishing super realistis – AI membuat email palsu menyerupai pesan dari bank atau atasan, lengkap dengan detail pribadi.
- Panggilan suara palsu (voice cloning) – Dengan cuplikan audio singkat, AI bisa meniru suara anggota keluarga atau rekan kerja.
- Situs web palsu di hasil pencarian teratas – AI membantu peretas memanipulasi SEO, membuat situs berbahaya muncul seolah resmi.
Hasilnya, serangan ransomware kini 100 kali lebih cepat dari dua tahun lalu. Waktu pencurian data berkurang drastis, dari sembilan hari pada 2021 menjadi hanya dua hari pada 2023.
Lima Cara Praktis Melindungi Diri
Palo Alto Networks merekomendasikan langkah berikut untuk mengurangi risiko:
- Aktifkan Otentikasi Multi-Faktor (MFA) di semua akun penting.
- Gunakan pengelola kata sandi untuk memudahkan sekaligus memperkuat keamanan.
- Perhatikan indikator “pesan eksternal” di email dan jangan klik tautan mencurigakan.
- Blokir login mencurigakan dari lokasi tak dikenal.
- Rutin perbarui sistem dan aplikasi untuk menutup celah keamanan.
Di era serangan berbasis AI, kesadaran dan kecepatan deteksi menjadi kunci. Palo Alto Networks menekankan bahwa teknologi keamanan modern — seperti deteksi berbasis AI dan respons otomatis — kini penting untuk menjaga data pribadi dan bisnis tetap aman di tengah ancaman digital yang terus berevolusi.











