Jakarta, CoreNews.id – Guncangan besar terjadi di industri telekomunikasi Indonesia! PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) resmi mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan MyRepublic Indonesia. Aksi korporasi ini bukan sekadar berita biasa, melainkan kelahiran sebuah raksasa infrastruktur digital baru yang berpotensi mengubah peta persaingan.
Lalu, apa saja peluang sinergi emas yang dijanjikan dan tantangan integrasi berat yang harus dihadapi? Bagaimana prospek saham MORA pasca-merger? Simak analisis lengkapnya, dikutip dari pemberitaan sejumlah media nasional, 23/12/2025.
Kelahiran Raksasa: Data Fakta Merger Moratelindo & MyRepublic
Dalam struktur merger, Moratelindo sebagai perusahaan publik bertindak sebagai perusahaan penerima, sementara MyRepublic menggabungkan diri. Hasilnya adalah sebuah entitas kuat bernama PT Ekamas Mora Republik Tbk dengan portofolio mengesankan:
- Homepass: > 9,7 juta
- Jaringan Fiber Optik: > 116.000 km
- Pelanggan Retail: > 1,8 juta
- Pelanggan Enterprise: > 17.000
- Kapasitas Data Center: 3,3 MW
- Pendapatan Gabungan (per Sept 2025): Rp 6,7 triliun (MORA Rp 3,7 T + MyRepublic Rp 3 T)
Peluang Sinergi: Kombinasi Sempurna Infrastruktur dan Jangkauan
Prospektus merger menyoroti empat tujuan utama, dengan dua manfaat inti yang menjadi game changer:
- Sinergi Finansial yang Nyata: Penggabungan akan mendorong optimalisasi biaya operasi jaringan, penghindaran belanja modal (capex) yang tumpang tindih, serta pemanfaatan aset kedua perusahaan secara lebih efisien. Duplikasi infrastruktur bisa ditekan.
- Entitas yang Lebih Kompetitif: Ini adalah pernikahan sempurna antara backbone nasional Moratelindo dan jaringan FTTH (Fiber to the Home) MyRepublic yang luas. Kombinasi ini menciptakan pemain dari hulu (backbone) hingga hilir (langganan rumah) yang solid.
Manfaat Langsung untuk Konsumen dan Pemerintah
- Bagi Pelanggan: Layanan internet yang lebih stabil, cepat, dan dengan cakupan wilayah yang semakin meluas.
- Bagi Pemerintah: Merger ini selaras dengan agenda transformasi digital Indonesia, mempercepat pemerataan akses internet berkualitas di seluruh negeri.
“Penggabungan ini akan membentuk kekuatan baru di industri telekomunikasi nasional,” tegas Genta Andhika Putra, Wakil Direktur Utama Moratelindo.
Tantangan Integrasi: Jalur Berliku di Balik Potensi Besar
Meski prospek cerah, jalan menuju kesuksesan integrasi penuh duri. Analis seperti Sukarno Alatas dari Kiwoom Sekuritas mengingatkan sejumlah tantangan:
- Dilusi Kepemilikan: Aksi korporasi besar seringkali berpotensi mengencerkan kepemilikan saham existing dalam jangka pendek.
- Belanja Modal dan Integrasi Sistem: Menyatukan dua budaya perusahaan, teknologi, dan jaringan operasi membutuhkan waktu dan capex yang tidak sedikit.
- Volatilitas Saham: Sentimen pasar dalam jangka pendek mungkin masih tertekan oleh risiko-risiko di atas, membuat pergerakan saham MORA cenderung volatil.
Rekomendasi Trading: Wait and See atau Buruan Entry?
Sukarno Alatas menyarankan strategi “wait and see” untuk saham MORA. Secara teknikal, saham berpotensi masuk fase koreksi.
- Untuk Trader Short-term: Bisa pertimbangkan trading sell dengan target area support Rp 8.900 – Rp 10.000.
- Untuk Investor & Trader Jangka Panjang: Pantengin area support tersebut. Jika harga mampu bertahan dan menunjukkan tanda rebound kuat, maka momen itu bisa jadi sinyal untuk pertimbangkan trading buy jangka menengah-panjang, dengan mengawalinya sebagai raksasa fiber baru yang sedang konsolidasi.
Merger Moratelindo dan MyRepublic adalah sebuah langkah strategis yang penuh potensi disruptif. Sinergi infrastruktur dan finansialnya sangat menjanjikan untuk membentuk champion baru. Namun, kesuksesan akhirnya sangat tergantung pada eksekusi integrasi yang mulus dan kemampuan mengelola tantangan operasional serta finansial jangka pendek. Bagi investor, momen ini adalah periode observasi ketat sambil menyiapkan amunisi jika raksasa ini berhasil melewati fase konsolidasinya dengan baik.












