Jakarta, CoreNews.id — Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Tangerang Selatan menggelar Rapat Kerja (Raker) ke-17 yang diikuti sekira 100 pengurus LPTQ dari berbagai unsur (23-24/12). Rapat kerja ini antara lain membahas penguatan arah pembinaan, khususnya dalam peningkatan prestasi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
Raker ke-17 tersebut menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie sebagai narasumber, yang menekankan pentingnya perubahan paradigma pembinaan MTQ dari pola insidental menuju sistem yang terencana dan berkelanjutan. Menurut dia, prestasi tidak dapat dicapai hanya dengan persiapan jangka pendek menjelang lomba, melainkan memerlukan pembinaan yang berjenjang dan berbasis data.
“LPTQ perlu memiliki peta potensi peserta sejak dini, sistem pembinaan yang konsisten, serta standar pelatih dan dewan hakim yang terjaga kualitasnya. Dengan tata kelola yang baik, prestasi akan mengikuti,” ujar Ahmad Tholabi Kharlie dalam paparannya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara LPTQ, pemerintah daerah, pesantren, sekolah, dan komunitas Qurani agar pembinaan tidak berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi pembinaan dinilai menjadi kebutuhan penting untuk menjawab tantangan ke depan.
Ketua dan pengurus LPTQ Tangsel menyambut baik masukan tersebut dan menegaskan komitmen lembaga untuk memperkuat fungsi LPTQ tidak hanya sebagai penyelenggara MTQ, tetapi juga sebagai pusat pembinaan Qurani yang berkelanjutan di tingkat kota.
Rapat kerja ini dilanjutkan dengan diskusi dan perumusan rekomendasi program kerja LPTQ Tangsel untuk setahun ke depan. Diharapkan, hasil raker ke-17 ini menjadi landasan strategis dalam meningkatkan kualitas pembinaan dan capaian prestasi MTQ Kota Tangerang Selatan di tingkat provinsi maupun nasional.













