Jakarta, CoreNews.id – Seismolog atau ahli gempa bumi Richard Walker dari University of Oxford mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan gempa di Maroko pada Jumat lalu (8/9) begitu mematikan.
“Gempa bumi ini terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya relatif besar dan jenis bangunannya rentan terhadap guncangan gempa. Jadi, konstruksi bangunannya khas pedesaan yang menggunakan bata tanpa perkuatan,” jelasnya seperti dikutip voaindonesia.com (13/09).
“Satu fakta penting juga adalah bahwa gempa terjadi pada malam hari, lewat jam 11 malam waktu setempat, ketika orang-orang berada di rumah dan sudah tidur. Jadi, banyak orang terjebak di dalam reruntuhan,” imbuhnya.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan belum pernah ada gempa bumi yang lebih kuat dari 6,0 skala Richter dalam radius 500 kilometer dari pusat gempa pada Jumat itu, setidaknya dalam satu abad terakhir.
Lebih dari 60 tahun yang lalu, bagian pantai barat negara itu juga pernah diguncang gempa berkekuatan 5,8 skala Richter yang menewaskan lebih dari 12.000 orang dan meruntuhkan kota Agadir di barat daya Marrakesh. Bencana itu kemudian mendorong adanya perubahan peraturan mengenai tata bangunan di Maroko. Namun, masih saja banyak bangunan yang tidak tahan gempa, terutama rumah-rumah di pedesaan.