Jakarta, CoreNews.id – Produsen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) asal Tiongkok di Indonesia sudah menggunakan baterai dengan bahan dasar lithium ferro-phosphate (LFP). Merek seperti Wuling hingga BYD telah menggunakan LFP untuk baterai kendaraan listrik mereka. Tak hanya parbikan asal Tiongkok, pabrikan mobil listrik Tesla juga telah mengadopsi penggunaan LFP untuk Tesla Model Y dan Tesla Model 3.
Lebih rinci, mobil listrik mungil Wuling Air EV telah menggunakan LFP dengan rating IP67. Baterai ini memiliki kapasitas daya 26,7 kWh dengan voltase sebesar 115 V.
Dengan baterai ini, Wuling Air ev bisa menempuh jarak hingga 300 km. Untuk sekali pengisian dari nol sampai 100 persen membutuhkan waktu 4 jam.
Selain itu, model terbaru Wuling, yakni BinguoEV juga menggunakan baterai LFP. Sama seperti Air EV, BinguoEV juga sama-sama menggunakan LFP dengan rating IP67 yang diklaim tahan air dan debu.
Namun daya dari mobil ini sedikit lebih besar yakni 31,9 kWh untuk varian terendah dan untuk varian tertinggi memikiki daya sebesar 37,9 kWh.
Pabrikan China lain yang menggunakan teknologi serupa yakni BYD yang baru meluncurkan 3 mobil baru di Indonesia, yakni Seal, Atto 3, dan Dolphin. Ketiga mobil itu juga telah menggunakan baterai LFP yang memiliki Kapasitas untuk tipe standar sebesar 44,9 kWh dan tipe premium memiliki kapasitas 60,48 kWh.
BYD menyebut baterai yang digunakan dengan Blade Battery, yang diklaim memiliki beragam keunggulan, berkualitas tinggi, serta paling aman yang saat ini ada pada mobil listrik dunia.
LFP diketahui tengah menjadi buah bibir karena muncul dalam debat keempat Pilpres 2024 setelah disebut oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.