Jakarta, CoreNews.id — Harga beras saat ini yang telah naik akan sulit turun. Hal ini karena biaya variabel produksi beras terus mengalami kenaikan. Seperti misalnya: harga pupuk, biaya tenaga kerja harian, bahan bakar minyak (BBM), dan produksi lainnya. Selain itu harga beras di luar negeri sudah menyentuh 650-670 dolar AS per metrik ton.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency Arief Prasetyo Adi, dalam siaran persnya di Jakarta (23/2/2024). Menurut Arief Prasetyo Adi kembali, hal yang terpenting saat ini adalah memastikan ketersediaan stok beras nasional aman. Sebab, produksi beras yang menurun sebagai dampak El Nino membuat masa tanam mundur. Sehingga membuat permintaan dan ketersediaan menjadi tidak seimbang.
Karena itu pemerintah saat ini tengah menyiapkan penyerapan produksi beras nasional dalam menyambut panen padi mendatang. Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Maret mendatang produksi beras dapat mencapai 3,51 juta ton dengan luas panen 1,15 juta hektare. Fokus pemerintah saat ini dalam menghadapi panen nanti adalah bagaimana tetap menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh. Terlebih, NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) saat ini sangat baik, di angka 116,16.*