CoreNews.id, Jakarta – Anies Baswedan disebut terancam tidak mendapatkan tiket untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 sebagai bakal calon gubernur. Anies sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai politik (parpol), antara lain Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem. Ketertarikan sejumlah parpol itu tak lepas dari sosok Anies yang elektabilitasnya masih tinggi. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas Anies sebesar 29,8 persen.
Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengantongi elektabilitas 20 persen dan eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berada di peringkat ketiga dengan angka 8,5 persen. Di sisi lain, PDI-P juga tertarik mendukung eks calon presiden periode 2024-2029 itu untuk menjadi bakal calon orang nomor satu di Jakarta.
Padahal, PDI-P dalam beberapa momen politik berseberangan dengan Anies. Salah satunya ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilu tahun ini. Namun, sampai kini PDI-P belum memutuskan dukungannya. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto masih menunggu arahan dari Ketua Umum PDI-P M PKB dan Nasdem berencana menarik diri Akan tetapi, politik justru bergeser menjelang pendaftaran calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (wagub) Jakarta di Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI pada akhir Agustus 2024. Sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasdem memberi sinyal batal mendukung Anies menjadi bakal calon gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.
“Semua serba mungkin,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Hal itu disebut dapat terjadi apabila PKB memutuskan bergabung ke barisan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilkada Jakarta. Jazilul mengatakan, PKB sudah menerima tawaran untuk bergabung ke KIM dan tengah mempertimbangkan tawaran itu.
“Kita pertimbangkan, kita pertimbangkan. Kan sudah ada tawaran, PKB akan mempertimbangkan untuk kebaikan Jakarta, kebaikan Indonesia,” ujar Jazilul.
Senada dengan PKB, Nasdem juga memberikan sinyal menarik diri mendukung Anies dalam konstetasi politik daerah Jakarta pada tahun ini. Sinyal itu dimunculkan pertama kali oleh Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni pada 25 Juli 2024. Sahroni mengingatkan bahwa politik bersifat dinamis sehingga apa pun rekomendasi yang dikeluarkan oleh sebuah partai masih sangat mungkin untuk berubah.