Jakarta, CoreNews.id — Utang pemerintah Jokowi satu dekade terus naik jumlahnya. Sepanjang periode 10 tahun, utang Jokowi telah mencapai hampir Rp 6.000 triliun. Sayangnya efektivitas dan efisiensi alokasi utang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tidak ada. Langkah pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur dengan utang tak berbanding lurus dalam mengerek perekonomian.
Hal ini disampaikan Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef Rizal Taufikurahman saat diskusi publik Indef bertajuk “Evaluasi 10 Tahun Jokowi bidang Ekonomi” di Jakarta, (27/8/2024). Menurut Rizal, masifnya pembangunan dan tingkat utang tak sejalan dengan upaya penurunan tingkat kemiskinan. Berdasarkan data, lanjut Rizal, tingkat kemiskinan pada 2014 tercatat sebesar 28 juta orang menjadi 25 juta pada 2024.
Semua itu berarti kebijakan Jokowi hanya mampu membuat sekitar 300 ribu orang per tahun keluar dari kemiskinan. Dengan utang dan belanja yang besar, kebijakan sosial yang banyak, ternyata tidak efektif jika dilihat hasilnya dari sisi pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, tenaga kerja maupun upah.*