CoreNews.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menyambangi kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Jakarta, pada Senin (14/10) malam. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu adalah satu dari 49 orang yang disebut-sebut akan menjadi menteri dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sri Mulyani mengatakan Prabowo memintanya untuk kembali memimpin Kementerian Keuangan.
Sri Mulyani juga menyebut dirinya dan Prabowo melakukan “diskusi cukup lama dan panjang” termasuk soal prioritas-prioritas pemerintahan ke depan.
“[Prabowo] sangat perhatian bagaimana dampak APBN kepada masyarakat. Itu menjadi tekanan beliau,” ujar Sri Mulyani setelah menemui Prabowo pada Senin (14/10)
Sri Mulyani kemungkinan besar akan dibantu dengan tiga wakil menteri keuangan, yakni Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan ekonom Anggito Abimanyu.
Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono telah mendatangi kediaman Prabowo di Jakarta, Selasa (15/10).
Apabila Sri Mulyani resmi dilantik sebagai menteri keuangan di bawah kepemimpinan Prabowo, alumnus Universitas Indonesia itu akan menjadi orang pertama yang dipercaya mengemban tugas tersebut oleh tiga presiden berbeda.
Selain menjabat selama dua periode pemerintahan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo, Sri Mulyani juga sempat menjabat sebagai menteri keuangan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dimintanya Sri Mulyani untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo bertolak belakang dengan sejumlah laporan media pada Juli silam yang menyebut dia tidak akan masuk ke kabinet Prabowo-Gibran.
Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo, ekonom senior yang bergabung ke dalam tim kampanye Prabowo-Gibran, mengakui sempat ada perbedaan pandangan antara Prabowo dan Sri Mulyani pada masa silam.
“Bahwa kemudian Pak Prabowo memilih Ibu Sri Mulyani dan Ibu Sri Mulyani akhirnya bersedia, ya, rasanya dari kedua pihak ada kompromi,” tutur Dradjad.
Sebelum dilantik, Prabowo Subianto memang sudah mengusung target-target yang ambisius.
Dalam sebuah pidato pada Juli lalu, Prabowo menyatakan dirinya “optimis” pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8% dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
“Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimis kita bisa mencapai 8%,” kata Prabowo seperti dilansir Antara.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama tahun ini mencapai 5,11%, menurut Badan Pusat Statistik pada Februari silam.
Menurut Dradjad, Sri Mulyani “sudah tahu” target-target Prabowo apabila “sudah berani menerima tugas itu”.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengaku pesimistis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8% hanya dengan mengandalkan figur menteri keuangan.
“Dia [Sri Mulyani] harus dibantu oleh kementerian-kementerian teknis yang [dipimpin] orang-orang profesional. Bukan orang yang double job atau nyambi antara partai politik dan [jabatan] ekonomi. Pasti kerjanya enggak optimal,” ujar Eko.
Di sisi lain, ekonom itu berpendapat pertimbangan utama Prabowo memilih Sri Mulyani adalah rekam jejaknya yang cukup stabil dan mampu menjaga kepercayaan.