Jakarta, CoreNews.id – Nabi Ilyas AS adalah salah satu nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia diutus kepada kaum Bani Israil, khususnya penduduk kota Baalbek (sekarang di Lebanon), yang saat itu menyembah berhala bernama Ba’al.
Dakwah Nabi Ilyas a.s.
Nabi Ilyas menyeru kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah Allah Yang Maha Esa.
Ia menghadapi penolakan keras dari sebagian besar kaumnya yang lebih memilih kekayaan dan kesenangan dunia.
Penolakan dan Azab
Karena penolakan mereka, Allah menurunkan musibah berupa kekeringan dan kelaparan sebagai bentuk peringatan.
Sebagian dari kaumnya tetap keras kepala, hingga akhirnya Allah menurunkan azab yang membinasakan mereka.
Setelah Nabi Ilyas a.s.
Ada riwayat yang menyebut bahwa setelah Nabi Ilyas, Allah mengutus Nabi Ilyasa’ a.s., yang merupakan penerus dan muridnya.
Pelajaran dari Kisah Nabi Ilyas a.s.
1. Tauhid Adalah Kunci Hidup
Ilyas menegaskan bahwa menyembah Allah saja adalah jalan keselamatan, bukan mengikuti tradisi nenek moyang yang menyekutukan Allah.
2. Dakwah Membutuhkan Kesabaran
Meski ditolak dan diolok-olok, Nabi Ilyas tetap sabar dan terus mengajak kaumnya ke jalan yang benar.
3. Dunia Bukan Segalanya
Kaumnya lebih memilih kesenangan dunia dan menolak kebenaran. Ini menunjukkan pentingnya menyeimbangkan hidup dunia dan akhirat.
4. Azab Allah Itu Nyata
Penolakan terhadap kebenaran akan membawa konsekuensi. Musibah dan azab bisa jadi peringatan keras dari Allah.
5. Perjuangan Tidak Selalu Populer
Nabi Ilyas mengajarkan bahwa berdiri untuk kebenaran kadang membuat kita sendirian, tapi itu tetap jalan yang benar.
Nabi Ilyas disebut dalam Al-Qur’an, di antaranya:
“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.”
(QS. Ash-Shaffat: 123)