Jakarta, CoreNews.id – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2025, setelah dirawat intensif akibat pneumonia. Ia merupakan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik.
Pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025, di alun-alun depan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Acara ini diperkirakan akan dihadiri pemimpin dunia dan ribuan umat Katolik.
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, proses pemilihan Paus baru akan dilakukan melalui konklaf, sebuah ritual tertutup di Kapel Sistina, Vatikan. Sekitar 120 kardinal dari seluruh dunia yang berusia di bawah 80 tahun akan berpartisipasi dalam pemilihan ini.
Kandidat potensial berasal dari berbagai wilayah, termasuk Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Eropa. Mereka dipertimbangkan berdasarkan pengalaman, pengaruh, dan kontribusinya dalam Gereja Katolik global.
Belum ada informasi resmi mengenai siapa yang akan melanjutkan tugas kepausan setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Berikut kandidat potensial pengganti Paus Fransiskus:
Angelo Scola (Italia, 83) – Kandidat kuat pada 2013, tetapi kini sudah melewati batas usia untuk memilih, meski tetap bisa dipilih secara teknis.
Luis Antonio Tagle (Filipina, 67) – Dijuluki “Fransiskus dari Asia,” ia dikenal fokus pada keadilan sosial dan berpotensi menjadi paus Asia pertama. Namun, peluangnya menurun akibat skandal di Caritas Internationalis.
Pietro Parolin (Italia, 70) – Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013 dan kandidat kuat. Meski dihormati, ia dikritik karena perjanjian kontroversial dengan Tiongkok soal pengangkatan uskup.
Peter Turkson (Ghana, 76) – Bisa menjadi paus pertama dari Afrika sub-Sahara. Dikenal sebagai diplomat ulung dan pemimpin Gereja yang dinamis di tengah sekularisme.
Marc Ouellet (Kanada, 79) – Seorang konservatif dan multibahasa. Meski berpengalaman, pernah terseret tuduhan pelanggaran yang telah dibantah.
Fridolin Ambongo (Kongo, 65) – Bintang baru dari Afrika. Tegas dalam isu tradisional dan vokal menolak pemberkatan pasangan sesama jenis.
Matteo Zuppi (Italia, 69) – Dijuluki “pastor jalanan” yang progresif. Gaya hidupnya sederhana tapi bisa ditentang kalangan konservatif.
Jean-Marc Aveline (Prancis, 66) – Dikenal akrab dengan Paus Fransiskus dan peduli isu imigrasi. Kelemahannya adalah belum fasih berbahasa Italia.
Peter Erdo (Hungaria, 72) – Konservatif tapi bisa berdialog dengan progresif. Kurang karismatik tapi stabil.
Mario Grech (Malta) – Awalnya konservatif, kini mendukung reformasi dan inklusi LGBTQ+. Dipandang mampu menjembatani berbagai faksi.
Juan Jose Omella (Spanyol, 79) – Dekat dengan Paus Fransiskus dan hidup sederhana. Kedekatan ini bisa jadi kekuatan atau kelemahan tergantung arah konklaf.
Joseph Tobin (AS, 72) – Kandidat kuat dari AS, dikenal progresif dan menangani skandal dengan baik. Namun, paus asal AS masih dianggap kecil kemungkinannya.