Corenews.id
No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini
Corenews.id
No Result
View All Result

Kemarau Basah di Indonesia: Sampai Kapan Terjadi?

by Teguh Imam Suyudi
20 Mei 2025 | 21:00
in Humaniora
Ilustrasi Musim Kemarau Dibuat Kecerdasan Buatan

Ilustrasi Musim Kemarau Dibuat Kecerdasan Buatan

Bagikan sekarang:

Jakarta, CoreNews.id – Biasanya, musim kemarau di Indonesia identik dengan cuaca panas, langit cerah, dan minim hujan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hujan justru tetap turun di musim kemarau. Fenomena ini disebut kemarau basah.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau basah semakin sering terjadi, termasuk pada tahun 2025. BMKG memprediksi fenomena ini bisa berlangsung hingga Agustus.

Apa Itu Kemarau Basah?

Kemarau basah adalah kondisi ketika curah hujan masih tinggi meski berada di musim kemarau. Normalnya, musim kemarau di Indonesia berlangsung dari Mei hingga September, dengan curah hujan kurang dari 50 milimeter per bulan.

Namun pada kemarau basah, curah hujan bisa mencapai lebih dari 100 milimeter per bulan. Ini membuat cuaca menjadi lembap dan mendung, serta memicu hujan meski seharusnya kering.

Penyebab Kemarau Basah

BMKG mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan kemarau basah, antara lain:

  • Suhu permukaan laut tetap hangat di sekitar wilayah Indonesia
  • Fenomena global seperti La NiƱa dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif
  • Aktivitas gelombang atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby
  • Perubahan iklim jangka panjang yang membuat atmosfer lebih lembap dan tidak stabil

Gabungan faktor-faktor ini menyebabkan awan hujan terus terbentuk, meskipun kalender menunjukkan musim kemarau.

Wilayah yang Terdampak Kemarau Basah

Kemarau basah paling sering terjadi di daerah dengan pola hujan monsunal, yaitu:

  • Pulau Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara

Wilayah-wilayah ini biasanya memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Namun saat kemarau basah terjadi, pola ini terganggu. Petani pun kesulitan menentukan waktu tanam dan panen karena hujan masih sering turun.

Dampak Kemarau Basah bagi Masyarakat

READ  Indonesia Masuki Musim Kemarau 2025, Ini Langkah Antisipasinya

Kemarau basah bisa berdampak pada berbagai sektor, terutama:

  • Pertanian: Risiko gagal panen karena jadwal tanam terganggu
  • Infrastruktur: Banjir lokal bisa terjadi di daerah yang tidak siap
  • Kesehatan: Kelembapan tinggi memicu penyakit seperti demam berdarah

Kapan Kemarau Basah Berakhir?

BMKG memperkirakan bahwa kemarau basah pada tahun 2025 bisa berakhir pada Agustus, tetapi tetap bergantung pada perkembangan fenomena cuaca global dan regional. Masyarakat diimbau terus memantau informasi resmi dari BMKG dan bersiap menghadapi perubahan cuaca yang cepat.

Tags: BMKGCuaca ekstrem IndonesiaKemarau basahLa NinaMusim Kemarau
Previous Post

Pemprov Banten Siapkan Bus Barata, Angkutan Terintegrasi TransJabodetabek

Next Post

Tiga Provinsi Terbanyak Lakukan PHK per Mei 2025

Next Post
Data PHK yang digunakan oleh Kemenaker merupakan laporan valid dari Dinas Ketenagakerjaan di masing-masing wilayah. Namun demikian menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), jumlah PHK dari rentang waktu 1 Januari-10 Maret 2025 telah mencapai 73.992 kasus. Angka ini didasarkan pada data jumlah peserta yang tidak lagi menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan dalam periode tersebut

Tiga Provinsi Terbanyak Lakukan PHK per Mei 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWARA

semen merah putih mou algaepark indonesia

Tekan Emisi Karbon Lewat MPTree, Semen Merah Putih Gandeng Algaepark Indonesia

23 Mei 2025 | 16:02
Green movement pertamina

Pertamina Luncurkan Green Movement, Wujud Nyata Komitmen ESG

8 Mei 2025 | 14:00
Logo Danantara

Presiden Prabowo Resmikan Badan Pengelola Investasi DANANTARA

12 Maret 2025 | 09:00
Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan

BPJPH Bersinergi dengan 11 Mitra Permudah Sertifikasi Produk Halal

18 Februari 2025 | 17:00
Aplikasi Growin' by Mandiri Sekuritas

Aplikasi Growin’ by Mandiri Sekuritas Permudah Investasi di Pasar Modal

9 Januari 2025 | 17:00

POPULER

sapi perah bunting Japfa

Bagikan Ribuan Sapi Perah, JAPFA dan Greenfields Siap Dongkrak Produksi Susu Nasional

15 Juli 2025 | 17:48
KPK Dalami Aset Tersangka Kasus Dana Hibah Pokmas Jatim

KPK Periksa PNS Sumut Gustav Reynold Tampubolon Terkait Korupsi Proyek Jalan

7 Juli 2025 | 14:32
webtoon-hentikan-wind-breaker-jo-yong-seok-akui-plagiat

Webtoon Hentikan “Wind Breaker” Usai Penulis Akui Tuduhan Plagiat

13 Juli 2025 | 01:00
perbedaan-d3-dan-d4

Ujian Nasional Versi Baru, Cek Mata Pelajaran TKA untuk SD, SMP, dan SMA

10 April 2025 | 21:00
penjualan bayi

Miris! Segini Harga Bayi Indonesia yang Dijual ke Singapura

15 Juli 2025 | 13:30
Karyawan Bank BJB Soreang Bobol Kas Rp2,1 Miliar, Beli Mobil hingga Bangun Rumah

Karyawan Bank BJB Soreang Bobol Kas Rp2,1 Miliar, Beli Mobil hingga Bangun Rumah

14 Juli 2025 | 16:14
  • Redaksi Corenews.id
  • Pedoman Media Siber
  • Email Login

Corenews.id | All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini

Corenews.id | All Rights Reserved