Jakarta, CoreNews.id – Kejaksaan Agung melalui tim penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) resmi menangkap mantan Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Iwan Setiawan Lukminto. Penangkapan ini dilakukan pada Selasa malam (21/5) di Solo, terkait dugaan kasus korupsi pemberian kredit dari sejumlah bank kepada PT Sritex.
“Betul, malam tadi ditangkap di Solo,” ujar Jampidsus Febrie Adriansyah di Jakarta, Rabu (22/5/2025), dikutip dari pemberitaan sejumlah media nasional.
Sebelumnya, Kejagung telah memulai penyidikan terhadap dugaan korupsi dalam pemberian kredit kepada Sritex. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, menyatakan penyidik tengah mengkaji potensi kerugian negara dalam kasus tersebut.
“Dari berbagai keterangan, akan dikaji apakah ada fakta hukum terkait dugaan penyalahgunaan jabatan yang bisa merugikan keuangan negara,” ucap Harli.
Proses penyidikan juga menyasar aspek perbuatan melawan hukum, dengan penyidik terus mengumpulkan bukti untuk menguatkan indikasi tindak pidana korupsi.
PT Sritex sendiri telah dinyatakan pailit pada Oktober 2024, dan resmi menghentikan kegiatan operasional pada 1 Maret 2025. Dalam proses kepailitan, terungkap total utang perusahaan tekstil raksasa tersebut mencapai Rp29,8 triliun dari 465 kreditur yang terdiri dari:
- 94 kreditur konkuren
- 349 kreditur preferen
- 22 kreditur separatis
Beberapa instansi pemerintah seperti Kantor Pajak dan Bea Cukai tercatat sebagai kreditur preferen, sementara sejumlah bank dan perusahaan rekanan menjadi kreditur separatis dan konkuren dengan nilai tagihan sangat besar.
Karena tidak ada kesepakatan untuk melanjutkan operasional perusahaan (going concern), rapat kreditur akhirnya memutuskan untuk melakukan pemberesan utang secara menyeluruh.
Dampak lain dari kebangkrutan Sritex adalah PHK massal terhadap 11.025 pekerja, yang dilakukan bertahap sejak Agustus 2024 hingga Februari 2025, menurut data Kementerian Ketenagakerjaan.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik, mengingat skala dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan, serta keterlibatan tokoh besar seperti Iwan Lukminto dalam proses hukum.