Jakarta, CoreNews.id – Dalam pandangan Islam, Yahudi dikenal sebagai Bani Israil, yaitu keturunan Nabi Yaqub AS. Awalnya, mereka adalah kaum bertauhid yang patuh kepada ajaran Allah. Namun, seiring waktu, Bani Israil mulai menyimpang dari perintah-Nya, hingga akhirnya mendapatkan laknat dari Allah SWT.
Mengutip buku Yahudi Madinah dari Era Nebuchadnezzar hingga Khaibar karya Wisnu Tanggap (2021), kaum Yahudi telah memainkan peran penting dalam sejarah kerajaan-kerajaan besar seperti Mesir, Romawi, Persia, hingga Babilonia. Asal-usul mereka dikaitkan dengan wilayah Kanaan, yang kini dikenal sebagai Palestina tempat Nabi Ibrahim AS diutus untuk berdakwah kepada mereka.
“Kami menyelamatkannya (Ibrahim) dan Lut ke tanah yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam,” (QS. Al-Anbiya: 71). Menurut Imam Qatadah, tanah yang dimaksud adalah Syam atau Kanaan, kini Palestina.
Ibnu Katsir menyebut Bani Israil pernah menjadi umat terbaik pada zamannya, melebihi bangsa-bangsa lain seperti Mesir dan Yunani. Namun, mereka juga dikenal memiliki sifat buruk: suka menyembah berhala, tidak disiplin, kerap membangkang, dan menolak risalah kenabian.
Dalam jurnal Hubungan Islam dan Yahudi dalam Konteks Pluralisme Agama karya Zulkarnain Abdullah, disebutkan bahwa umat Yahudi menganggap agamanya paling benar dan tak akan dihukum meskipun berbuat dosa. Al-Suyuthi meriwayatkan bahwa ketika berdebat dengan Rasulullah SAW, orang-orang Yahudi menyatakan bahwa jika pun masuk neraka, mereka hanya akan tinggal sebentar.
Kesombongan ini membuat Allah murka. Setelah sempat menetap di tanah Syam, Bani Israil dikalahkan oleh bangsa Romawi dan terusir dari wilayah tersebut. Sejak itu, mereka menyebar ke berbagai penjuru dunia, sering kali memberontak dan menimbulkan konflik. Pada era Perang Dunia I, mereka bahkan menjadi korban penindasan di banyak negara.