Jakarta, CoreNews.id – Google Cloud resmi meluncurkan program nasional bertajuk “Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber” guna memperkuat ketahanan digital Indonesia melalui penerapan teknologi keamanan siber berbasis kecerdasan buatan (AI). Program ini menjadi tonggak penting dalam transformasi sektor-sektor ekonomi strategis menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program Business for Indonesia (BISA), kolaborasi antara US-ASEAN Business Council dan Kedutaan Besar Amerika Serikat, yang menyoroti kontribusi perusahaan-perusahaan Amerika dalam memperkuat ekonomi dan infrastruktur digital Indonesia.
Salah satu elemen kunci dari program ini adalah peluncuran Data Region Operasi Keamanan Google Cloud di Jakarta. Dengan pusat data lokal, organisasi kini dapat menyimpan dan memproses data telemetri keamanan di dalam wilayah Indonesia, memenuhi regulasi residensi data, sekaligus meningkatkan kontrol atas keamanan informasi.
Menurut riset yang dirilis, pendekatan keamanan proaktif yang memanfaatkan platform AI dan threat intelligence dari Google Cloud berpotensi mengurangi kerugian akibat serangan siber hingga Rp29 triliun selama lima tahun ke depan.
Country Director Google Cloud Indonesia, Fanly Tanto, menyebut tiga tantangan utama dalam dunia keamanan digital saat ini: overload ancaman, pekerjaan manual yang menghambat produktivitas, dan keterbatasan talenta. “Program Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber dirancang untuk menjawab ketiganya melalui kombinasi solusi teknologi, pelatihan SDM, serta dukungan dari para pakar keamanan global,” ujar Fanly, Kamis, 17 Juli 2025.
Melalui platform Google Security Operations, organisasi dapat memanfaatkan sistem terintegrasi SIEM dan SOAR berbasis AI untuk memantau, mendeteksi, dan merespons insiden siber secara cepat. Didukung teknologi Gemini for Security, berbagai agen AI seperti alert triage agent dan asisten investigasi mampu melakukan analisis otomatis, mengurangi pekerjaan manual, dan menyajikan informasi dalam bahasa natural, membuat investigasi lebih cepat dan efisien bahkan oleh analis pemula.
Program ini juga menyediakan pelatihan komprehensif melalui Google Cloud Skills Boost dan Mandiant Academy, termasuk akses bersubsidi untuk pelatihan SDM, simulasi insiden nyata, serta sertifikasi profesional untuk cloud security engineer dan security operations analyst.
Organisasi terkemuka seperti Astra International, Bukalapak, Dipo Star Finance, dan Kereta Api Indonesia tercatat sebagai peserta awal program. Mereka akan memperoleh manfaat dari penilaian keamanan menyeluruh, pengembangan roadmap SOC, serta integrasi alat deteksi dan respons berbasis AI.
Dalam pelaksanaannya, Google Cloud menggandeng mitra Managed Security Service Provider (MSSP) lokal seperti Accenture, AGIT, Deloitte, Elitery, dan SQShield. Kolaborasi ini memastikan dukungan lokal yang kuat dalam penerapan teknologi keamanan modern di berbagai sektor.
Dengan mengintegrasikan teknologi AI generatif dalam sistem keamanan, Google Cloud memproyeksikan hadirnya Security Operations Center (SOC) agentic, yakni pusat keamanan cerdas berbasis sistem multi-agen yang mampu mengambil keputusan, menjalankan automasi, dan mendukung analis dalam menangani insiden kompleks secara strategis.
“Tujuan kami adalah memberdayakan organisasi untuk bertransformasi dari sistem keamanan yang reaktif menjadi proaktif. Dengan kekuatan AI dan kolaborasi bersama mitra lokal, kami membantu Indonesia membangun masa depan digital yang aman dan tangguh,” pungkas Fanly.