Jakarta, CoreNews.id – Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus eks Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, menyebut Indonesia membutuhkan investasi hingga Rp 11.000 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 8%.
Perhitungan ini didasarkan pada Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 6,5, sehingga investasi yang dibutuhkan setara 52% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang saat ini sebesar Rp 22.000 triliun.
“Saya kira kita semua sepakat ini satu langkah, cita-cita yang quite ambitious sebetulnya, dan karena itu kita harus mencari sumber-sumber pertumbuhan yang bisa membawa kita ke 8% itu,” katanya di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Saat ini, tabungan domestik bruto Indonesia baru mencapai 38% dari PDB, sehingga ada gap 14% yang harus dipenuhi melalui pinjaman atau investasi asing. Burhanuddin menilai pengembangan ekonomi digital bisa menurunkan ICOR menjadi 4,3, yang berarti kebutuhan investasi cukup 38% dari PDB.
Menurutnya, digitalisasi di berbagai sektor akan meningkatkan efisiensi dan mempercepat Indonesia keluar dari middle income trap.
“Kalau pertumbuhan 8% itu bisa kita capai, maka kita bisa keluar dari middle income trap dengan lebih cepat,” tegasnya.