Jakarta,CoreNews.id – Pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, 15/08/2025, langsung jadi sorotan global. Disebut sebagai langkah penting menuju perdamaian Ukraina, Trump–Putin Alaska Summit ternyata justru melahirkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.
Dari penyambutan karpet merah yang dramatis, sikap tegas media Amerika terhadap Putin, hingga pernyataan samar soal Ukraina, inilah 5 fakta mengejutkan yang membuat dunia menilai pertemuan Trump dan Putin di Alaska penuh simbol politik namun minim hasil konkret.
1. Karpet Merah untuk Putin: Simbol Politik yang Bikin Heboh
Trump menyambut Putin dengan karpet merah di Pangkalan Militer Elmendorf-Richardson, Alaska. Keduanya berjabat tangan hangat dan tersenyum, seolah menandai kembalinya Putin ke panggung dunia setelah lama dijauhi Barat sejak invasi Ukraina 2022. Bahkan, Putin sempat menumpangi mobil limusin lapis baja milik Trump—adegan yang viral di media sosial dan dipandang sebagai kemenangan simbolis bagi Kremlin.
2. Putin Dihujani Pertanyaan Tajam Media AS
Berbeda dengan di Rusia, di mana media dikontrol ketat, Putin langsung mendapat pertanyaan keras dari jurnalis Amerika begitu tiba di Alaska. Salah satu reporter berteriak: “Apakah Anda akan berhenti membunuh warga sipil?” Meski Putin tidak menunjukkan reaksi, momen ini jadi sorotan karena jarang sekali ia berhadapan dengan pertanyaan kritis di depan publik.
3. Pembicaraan Singkat, Hasil Minim
Publik menunggu konferensi pers bersama, tapi yang muncul hanyalah pernyataan singkat tanpa sesi tanya jawab. Putin bicara soal “atmosfer konstruktif” dan sejarah Alaska, sementara Trump hanya menyebut ada “kemajuan besar” tanpa detail nyata. Tidak ada kesepakatan damai, tidak ada gencatan senjata, dan tidak ada pertemuan trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
4. Trump Diam soal Ukraina, Putin Main Kata-Kata
Trump sama sekali tidak menyebut kata “Ukraina” atau “gencatan senjata” dalam pernyataannya—hal yang membuat banyak pihak terkejut. Sebaliknya, Putin memakai istilah “penyebab akar konflik” yang biasanya jadi kode tuntutan Rusia: pengakuan atas Crimea dan wilayah Ukraina timur, demiliterisasi, serta netralitas Kyiv. Dengan kata lain, Rusia tetap menuntut hal-hal yang tak mungkin diterima Ukraina.
5. “Next Time in Moscow”: Undangan Mengejutkan dari Putin
Di akhir pertemuan, Putin sempat bercanda dengan bahasa Inggris: “Next time in Moscow.” Trump merespons dengan kalimat ambigu bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi, meski ia sadar akan menuai kritik di dalam negeri. Momen ini memperkuat kesan bahwa meski tidak ada kesepakatan konkret, hubungan personal keduanya justru semakin mesra.