Jakarta, CoreNews.id – Papua Nugini (PNG) menjadi sorotan dalam Sidang Majelis Umum PBB setelah menolak Deklarasi New York pada 12 September 2025. Deklarasi itu menyerukan solusi dua negara dan pengakuan Palestina berdasarkan perbatasan 1967. Dari 164 negara, 142 mendukung, 10 menolak, dan 12 abstain. PNG masuk kelompok penolak bersama Israel, AS, Argentina, Hungaria, dan sejumlah negara Pasifik. PM James Marape menegaskan dukungan konsisten negaranya untuk Israel.
“Papua Nugini termasuk salah satu dari sedikit negara yang konsisten berdiri mendukung Israel,” ujarnya.
Catatan PBB menunjukkan PNG berulang kali menolak resolusi terkait Palestina sejak 2023, termasuk usulan gencatan senjata di Gaza. Marape menilai tanggung jawab konflik ada pada Hamas.
“Hamas harus menghentikan pertempuran, membebaskan sandera, dan menunjukkan komitmen nyata pada perdamaian,” tegasnya.
Faktor mayoritas Kristen yang dominan juga disebut kuat memengaruhi kebijakan luar negeri PNG.