Jakarta, CoreNews.id – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan siap mengoptimalkan tambahan likuiditas Rp55 triliun dari celengan pemerintah untuk pembiayaan ke sektor prioritas yang mendukung agenda pembangunan nasional.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan tambahan likuiditas tersebut semakin memperkuat kapasitas pembiayaan perseroan.
“Dengan tambahan Rp55 triliun, kapasitas pembiayaan kami semakin kuat untuk menopang sektor-sektor produktif yang meningkatkan daya saing ekspor dan memperluas lapangan kerja, sekaligus memperkuat ekonomi kerakyatan,” kata Novita dalam keterangan resmi, Selasa (16/9/2025).
Bank Mandiri berkomitmen menyalurkan pembiayaan ke sejumlah sektor strategis, antara lain perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan, infrastruktur, layanan kesehatan, manufaktur, kawasan industri, serta UMKM.
Hingga kini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan Rp960,2 triliun ke sektor riil berorientasi ekspor dan padat karya, atau 71,88 persen dari total portofolio.
Novita menegaskan seluruh pembiayaan dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan pelaporan transparan. “Dengan dukungan Rp55 triliun ini, kami optimistis dapat memperkuat fungsi intermediasi, memperbesar kapasitas pembiayaan, serta meningkatkan kontribusi terhadap proyek-proyek strategis nasional,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membongkar celengan pemerintah Rp200 triliun di BI dan menempatkannya di lima bank: BRI, BNI, dan Bank Mandiri masing-masing Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, serta BSI Rp10 triliun. Penempatan dana diatur dalam KMK Nomor 276 Tahun 2025.
Dana tersebut wajib digunakan untuk mendukung pertumbuhan sektor riil dan tidak boleh dipakai membeli Surat Berharga Negara (SBN).