Jakarta, CoreNews.id – Rencana perdamaian terbaru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza memicu respons sinis dari warga Palestina. Banyak yang menyebut proposal 20 poin itu sebagai “lelucon” yang gagal menyentuh akar persoalan.
“Jelas bahwa rencana ini tidak realistis,” kata Ibrahim Joudeh, pengungsi asal Rafah.
Warga menilai syarat yang diajukan AS dan Israel, seperti pelucutan senjata Hamas dan pembentukan otoritas transisi dipimpin Trump, mustahil diterima. Abu Mazen Nassar, pengungsi dari Gaza utara, menilai rencana tersebut hanya manipulasi agar Hamas membebaskan sandera tanpa jaminan perdamaian.
Di tengah skeptisisme, sebagian kecil warga seperti Anas Sorour tetap berharap konflik bisa berakhir. Namun serangan Israel yang menewaskan puluhan orang pada hari pengumuman rencana itu semakin memperkuat ketidakpercayaan.
“Seperti biasa, Israel setuju lalu Hamas menolak—atau sebaliknya. Kami yang selalu jadi korban,” ujar Mohammed Al Beltaji, warga Kota Gaza.