Jakarta, CoreNews.id – Jumlah korban tewas akibat ambruknya bangunan musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah menjadi lima orang per Rabu (1/10/2025) malam.
Direktur Operasi Basarnas RI Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan, pada hari ketiga operasi pencarian, tim berhasil mengevakuasi tujuh korban dari reruntuhan. “Pada hari ini kita telah berhasil mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia,” ujarnya di Posko SAR Gabungan.
Salah satu korban tewas ditemukan dalam posisi bersujud. Sementara korban selamat yang dievakuasi dirujuk ke RSUD RT Notopuro Sidoarjo, termasuk satu korban yang mengalami patah tulang.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii menegaskan tim tengah mengejar golden time 72 jam pascakejadian. “Saat ini kita mengejar golden time, karena dimungkinkan dari golden time inilah yang kita detect masih ada kehidupan ini masih memungkinkan untuk bisa kita selamatkan,” jelasnya.
Namun upaya penyelamatan terkendala karena alat berat tidak bisa digunakan, mengingat kondisi bangunan yang rapuh dan berpotensi memperparah reruntuhan. Kepala Subdit Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana Basarnas, Emi Freezer, menyebut ada enam titik yang belum bisa dijangkau tim SAR.
Situasi semakin sulit setelah gempa magnitudo 6,5 mengguncang Sumenep, Jawa Timur, Senin (30/9) malam, yang membuat celah reruntuhan semakin menyempit. “Sebelum kegempaan posisi bordes kurang lebih 15 cm, namun pascagempa turun signifikan jadi sekitar 10 cm. Kondisi korban tentu makin terhimpit,” ujar Emi.
Proses evakuasi masih terus dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya korban lain yang masih terjebak di bawah reruntuhan.