Jakarta, CoreNews.id – Sedikitnya 64 orang tewas dalam operasi polisi besar-besaran di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (28/10/2025). Aksi ini menjadi penggerebekan paling mematikan dalam sejarah kota tersebut. Lebih dari 2.500 petugas dikerahkan ke kawasan favela Alemão dan Penha, markas kelompok kejahatan Red Command.
Baku tembak sengit pecah sejak sebelum fajar. Anggota geng dilaporkan membakar mobil dan menggunakan drone bersenjata untuk menyerang pasukan khusus. Gubernur Rio, Cláudio Castro, menyebut situasi itu sebagai “kota dalam perang” dan menegaskan operasi digelar untuk memberantas “terorisme narkoba.”
Namun, operasi ini menuai kecaman luas. Aktivis dan politisi oposisi menilai tindakan itu sebagai “pembantaian yang disponsori negara.” “Ini bukan perang melawan kejahatan, ini perang melawan kemiskinan,” ujar jurnalis favela Rene Silva.
Polisi menyita 93 senjata otomatis dan menangkap lebih dari 80 orang. Ketegangan masih tinggi di seluruh Rio menyusul ancaman serangan balasan geng.











