Jakarta, CoreNews.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa kota El Fasher di Darfur Utara kini telah jatuh ke dalam “neraka yang lebih gelap” setelah milisi Rapid Support Forces (RSF) merebutnya dari Angkatan Bersenjata Sudan (SAF). Penguasaan ini terjadi usai pengepungan 500 hari yang memaksa ribuan warga melarikan diri di tengah pembunuhan massal dan kelaparan.
Pejabat kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, melaporkan warga sipil dibunuh dan dimutilasi tanpa hukuman. “RSF dilaporkan melakukan eksekusi massal dari rumah ke rumah saat warga mencoba melarikan diri,” ujarnya. Sekitar 500 orang, termasuk pasien, tewas di Rumah Sakit Bersalin Saudi yang diserang dalam konflik.
Asisten Sekjen PBB untuk Afrika, Martha Pobee, menyebut jatuhnya El Fasher sebagai titik balik besar bagi situasi keamanan Sudan. Ia memperingatkan, “Tidak ada tempat aman bagi warga sipil dan tidak tersedia jalur evakuasi yang selamat.”
Lebih dari empat juta warga telah mengungsi ke negara tetangga, sementara 24 juta lainnya menderita kekurangan pangan akut. PBB menyerukan Dewan Keamanan untuk bertindak tegas menghentikan kekejaman dan membuka akses bantuan kemanusiaan.











