Corenews.id
No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini
Corenews.id
No Result
View All Result

Bocoran Riset Zoom: Generasi Muda Indonesia Bosan dengan AI yang “Bodoh” dan Tidak Manusiawi.

by Teguh Imam Suyudi
20 November 2025 | 18:00
in Tekno
ai-traveling-keamanan-data-wisatawan

Ilustrasi Keamanan Data (Gambar: Dok. Kaspersky)

Bagikan sekarang:

Jakarta, CoreNews.id – Generasi muda Indonesia yang tumbuh sebagai AI natives ternyata memiliki ekspektasi unik terhadap kecerdasan buatan. Mereka mendambakan interaksi yang super cepat, namun tidak kehilangan sentuhan manusiawinya. Hal ini terungkap dalam riset terbaru dari Zoom bertajuk “AI Natives and Customer Experience in Asia Pacific”.

Riset yang dilakukan oleh Kantar untuk Zoom ini melibatkan 2.551 responden di delapan negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Studi ini memotret perbedaan pandangan antara AI natives (usia 18-24 tahun) dan non-AI natives terhadap peran AI di tempat kerja dan pengalaman pelanggan.

Kecepatan dan Efisiensi adalah Harga Mati

Temuan utama riset menunjukkan bahwa 78% AI natives di Indonesia menginginkan layanan AI yang lebih cepat dan efisien. Angka ini merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Mereka ingin waktu tunggu dipersingkat dan respons didapatkan secara instan.

Namun, di balik tuntutan kecepatan tersebut, tersimpan keinginan untuk interaksi yang manusiawi. Sebanyak 70% dari mereka tetap ingin dapat mengeskalasi keluhan mereka kepada agen manusia ketika diperlukan. Bahkan, 68% berharap agen manusia tersebut sudah memahami konteks masalah tanpa harus diulang dari awal, menunjukkan harapan akan integrasi data yang mulus antara AI dan manusia.

Koneksi Manusia Tetap Tak Tergantikan

“Temuan kami menunjukkan bahwa organisasi perlu memahami perbedaan cara berpikir antara AI natives dan non-AI natives,” ujar Head of Asia Zoom, Lucas Lu. “Generasi muda di Indonesia, misalnya, menegaskan bahwa koneksi manusia tetap tak tergantikan.”

Loyalitas pelanggan dan karyawan di era AI, menurutnya, akan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menyeimbangkan efisiensi teknologi dengan sentuhan manusia yang empatik.

READ  Pelanggan adalah Raja Baru Slogan, Hanya 31 Persen Perusahaan yang Memantau Kepuasan Pelanggannya

AI di Tempat Kerja: Harapan Tinggi dan Kritik yang Tajam

Di dunia kerja, adopsi AI sudah menjadi hal biasa. Hanya 2% responden di Indonesia yang mengaku belum menggunakan AI di tempat kerjanya. Sebanyak 83% responden percaya bahwa kemampuan menggunakan AI akan menjadi keunggulan kompetitif di dunia kerja.

Baik AI natives maupun non-AI natives sepakat bahwa AI harus membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan berperan sebagai asisten yang cerdas. Namun, AI natives cenderung lebih kritis. Sebanyak 68% dari mereka sangat memerhatikan aspek keamanan dan privasi data, menuntut bukti nyata dari manfaat penggunaan AI.

Implikasi bagi Brand: Kejelasan dan Kecepatan adalah Kunci

Dalam hal pengalaman pelanggan, AI natives Indonesia memiliki cara unik mengekspresikan kekecewaan. Meski hanya 52% yang merasa pengalaman buruk memengaruhi loyalitas, 62% dari mereka tidak segan membagikan kekecewaan tersebut secara publik, baik melalui percakapan personal maupun media sosial.

Oleh karena itu, brand harus memahami apa yang benar-benar diinginkan pelanggan. Bagi AI natives Indonesia, kunci utamanya adalah:

  • Komunikasi yang jelas dan transparan (68%)
  • Layanan yang praktis (57%)
  • Respons yang cepat (55%)

Ketidakmampuan brand dalam memberikan solusi dengan cepat menjadi alasan terbesar yang memengaruhi loyalitas (60%), jauh di atas rata-rata Asia Pasifik (44%).

Kesimpulannya, perusahaan tidak bisa sekadar “mengadopsi AI”. Mereka harus merancang pengalaman AI yang cepat, transparan, dan efisien, sambil tetap mempertahankan jalur manusiawi untuk membangun kepercayaan dan empati. Masa depan hubungan brand dengan generasi muda terletak pada kemampuan menciptakan teknologi yang cerdas sekaligus berempati.

Tags: AICustomer ExperienceGenerasi MudateknologiZoom
Previous Post

Erdogan–Zelenskyy Bahas Kebangkitan Diplomasi Rusia-Ukraina di Ankara

Next Post

Ramai Permintaan Legalisasi Thrifting, Purbaya Beri Respons Menohok

Next Post
Purbaya Ancam Mafia Impor Pakaian Bekas, Di-Blacklist hingga Dipenjara

Ramai Permintaan Legalisasi Thrifting, Purbaya Beri Respons Menohok

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWARA

Transformasi Digital Konsisten, Hanwha Life Raih TOP Digital Awards 2025 Level Stars 5

Transformasi Digital Konsisten, Hanwha Life Raih TOP Digital Awards 2025 Level Stars 5

22 Desember 2025 | 17:00
Perumda Air Minum Kota Padang TOP Digital Awards 2025

Mengalirkan Inovasi, Menyemai Layanan: Perumda Air Minum Kota Padang Kembali Raih TOP Digital Awards

5 Desember 2025 | 09:00
Pacu Transformasi Digital Nasional, Rumah Pendidikan Kemendikdasmen Raih Penghargaan TOP Digital Awards

Pacu Transformasi Digital Nasional, Rumah Pendidikan Kemendikdasmen Raih Penghargaan TOP Digital Awards

5 Desember 2025 | 08:00
RSUI Raih Penghargaan TOP Digital Awards

Perkuat Transformasi Digital untuk Tingkatkan Mutu Layanan, RSUI Raih Penghargaan TOP Digital Awards

5 Desember 2025 | 07:00
Moratelindo Transformasi Digital TOP Digital Awards

Moratelindo Perkuat Kepemimpinan Transformasi Digital Lewat Dua Penghargaan Nasional TOP Digital Awards

5 Desember 2025 | 06:00
Acara Puncak TOP Digital Awards 2025 Digelar Hari Ini: Inovasi Cerdas Menyongsong Transformasi Digital

Acara Puncak TOP Digital Awards 2025 Digelar Hari Ini: Inovasi Cerdas Menyongsong Transformasi Digital

4 Desember 2025 | 06:00

POPULER

Viral Susu MBG Hanya 30 Persen Susu, Ini Kata BGN

Viral Susu MBG Hanya 30 Persen Susu, Ini Kata BGN

1 Oktober 2025 | 14:56
10-lagu-indonesia-viral-2025

10 Lagu Indonesia yang Viral Sepanjang 2025, Nomor 1 Paling Banyak Diputar di Spotify!

27 Desember 2025 | 09:00
Menurut Saifullah Yusuf, dana yang tidak ditarik melampaui tenggat waktu yang ditentukan akan mengalami 3 prosedur. Pertama, status bantuan akan ditutup secara otomatis oleh sistem. Kedua, dana bantuan akan ditarik kembali dan dikembalikan ke kas negara. Ketiga, KPM berisiko kehilangan hak akses bantuan pada periode berjalan.

Batas Akhir Pencairan BLT Kesra Senilai Rp900.000 pada 31 Desember 2025

29 Desember 2025 | 13:27
senin-bmkg-prakirakan-mayoritas-kota-besar-di-indonesia-diguyur-hujan

2025: Tahun yang Didera Bumi Murka, Bencana Silih Berganti!

29 Desember 2025 | 08:00
Ilustrasi kawasan pariwisata di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

10 Destinasi Wisata Lebak Banten

6 Februari 2025 | 12:57
Silsilah Nabi Ibrahim AS

Silsilah Nabi Ibrahim AS

10 Februari 2025 | 12:48
  • Redaksi Corenews.id
  • Pedoman Media Siber
  • Email Login

Corenews.id | All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini

Corenews.id | All Rights Reserved