Jakarta, CoreNews.id – Al Jazeera Media Network baru saja mengumumkan terobosan yang bakal mengubah wajah jurnalisme digital! Bersama Google Cloud, mereka resmi meluncurkan model Kecerdasan Buatan (AI) integratif bernama “The Core”. Inisiatif revolusioner ini diklaim akan menggeser peran AI dari sekadar alat pasif menjadi mitra aktif dalam proses pemberitaan.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh jaringan media global tersebut pada Minggu (9/6/2025), menandai ekspansi kolaborasi strategis dengan Google Cloud. “The Core” bukan sekadar proyek biasa, melainkan fondasi baru untuk ekosistem teknologi Al Jazeera di era AI.
Dari Alat Jadi Mitra: Bagaimana “The Core” Bekerja?
Inisiatif “The Core” dibangun di atas enam pilar utama yang dirancang untuk memberdayakan jurnalis Al Jazeera secara signifikan. Dengan integrasi sistem AI canggih, platform ini akan membantu:
- Memproses Data Kompleks dengan cepat dan akurat.
- Memproduksi Konten Immersif yang lebih menarik.
- Memberikan Akses ke Konteks Analitis yang mendalam.
- Mengotomatiskan Alur Kerja Internal untuk efisiensi lebih tinggi.
Sheikh Nasser bin Faisal Al Thani, Direktur Jenderal Al Jazeera Media Network, menegaskan komitmen jaringan ini untuk memimpin di era teknologi. “’The Core’ adalah perwujudan visi ini – model terintegrasi di mana keahlian manusia dan kecerdasan buatan bekerja beriringan untuk memodernisasi jurnalisme,” ujarnya.
Dukungan Penuh dari Google Cloud
Kolaborasi dengan Google Cloud dipilih karena keahlian mereka yang telah terbukti di bidang AI. Alex Rutter, AI Managing Director Google Cloud untuk EMEA, menyambut langkah Al Jazeera ini sebagai “langkah pivotal dalam mengembangkan media cerdas generasi berikutnya.”
“Program transformasional ini memanfaatkan alat AI canggih kami untuk membentuk ulang cara jurnalis melaporkan dan menciptakan berita, serta bagaimana audiens mengonsumsinya,” kata Rutter. Menurutnya, kolaborasi ini sedang menetapkan arah masa depan baru untuk jurnalisme digital.
Visi Ke Depan: Jurnalisme yang Lebih Lincah dan Mendalam
Ahmad Al-Fahad, Direktur Eksekutif Teknologi dan Operasi Jaringan Al Jazeera, menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen untuk terus mengikuti perkembangan teknologi. “Kami secara konsisten berusaha mengintegrasikan alat dan praktik terbaru ke dalam produksi konten di semua saluran dan platform kami,” jelasnya.
Dengan “The Core”, Al Jazeera tidak hanya berinvestasi pada teknologi, tetapi pada masa storytelling yang lebih powerful. Kombinasi antara naluri jurnalistik manusia dan kecepatan analisis AI diharapkan dapat menghasilkan pemberitaan yang lebih gesit, akurat, dan mampu menjangkau audiens global dengan lebih engaging.
Inilah awal dari babak baru di dunia media. Siap menyaksikan revolusi jurnalisme yang digawangi oleh manusia dan mesin?
Sumber: Al Jazeera.com













