Jakarta, CoreNews.id – Kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi dunia kerja, terutama di industri kreatif. Dari membuat logo, iklan digital, hingga video, alat-alat AI kini mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dalam waktu singkat dan biaya yang sangat rendah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak profesi akan tergerus—terutama pekerjaan di bidang periklanan dan strategi kreatif.
Dalam buku AI First karya Adam Brotman dan Andy Sack, CEO OpenAI Sam Altman menyatakan bahwa 95% pekerjaan yang biasa dilakukan agensi dan profesional kreatif akan dengan mudah ditangani oleh AI. Namun, realitas di lapangan ternyata tidak seseram itu.
Tiga direktur kreatif ternama yang diwawancarai oleh Business Insider justru menilai kehadiran AI sebagai pemicu ledakan kreativitas. Salah satu profesi yang justru diuntungkan oleh kemajuan AI adalah konten kreator.
Menurut mereka, alih-alih menggantikan agensi dan kreator, AI justru menjadi alat bantu untuk menyampaikan ide-ide besar secara lebih efisien. Para kreator kini bisa memperluas layanan mereka, misalnya dengan menawarkan optimasi konten, visualisasi konsep, bahkan simulasi suara.
Tanpa bantuan AI, proses visualisasi itu akan jauh lebih lambat dan kurang meyakinkan.
AI juga membantunya dalam presentasi suara selebritas. Dengan teknologi voiceover berbasis AI, klien bisa langsung “mendengar” seperti apa suara selebritas tersebut. Hal ini mempercepat proses pitching dan pengambilan keputusan, yang sebelumnya memakan waktu dan biaya besar.
Bahkan saat produksi dengan selebritas sungguhan tidak memungkinkan karena keterbatasan anggaran, AI menawarkan alternatif yang tetap realistis dan efektif.