Jakarta, CoreNews.id – Beberapa daerah di Indonesia menjalankan ritual menjelang Iduladha, salah satunya Accera Kalompoang, yang dilakukan masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Tradisi ini diyakini dapat membawa kemajuan dan ketenteraman bagi masyarakat Gowa di masa depan.
Accera Kalompoang merupakan tradisi sakral di Kerajaan Gowa. Tradisi ini telah tercantum sebagai warisan tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018 silam.
Lantas, apa yang dimaksud dengan tradisi Accera Kalompoang yang dilakukan oleh Kerajaan Gowa? Melansir dari Instagram resmi Kementerian Kebudayaan, berikut penjelasannya:
Accera Kalompoang merupakan tradisi turun temurun keluarga Kerajaan Gowa. Tradisi ini merupakan pencucian benda-benda pusaka Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa.
Inti Accera Kalompoang adalah pembersihan dan penimbangan Salokoa (mahkota), terdapat 15 benda pusaka yang dicuci dalam upacara adat. Sebagian besar benda-benda tersebut terbuat dari emas murni dan bertatahkan berlian.
Tradisi Accera Kalompoang pertama kali diadakan sekitar tahun 1605 pada masa Kerjaan Gowa XIV. Saat itu, yang memimpin Kerajaan Gowa adalah I Mangngarrangi Daeng Mangrabbia Karaeng Lakiung Sultan Alaudidin.
Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dan memiliki makna penting bagi masyarakat Gowa. Accera Kalompoang dianggap sebagai ritual yang dapat menjaga keseimbangan antara dunia gaib dan dunia nyata.