Jakarta, CoreNews.id – Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, Ketua PBNU menjadi sorotan usai namanya tercatat sebagai komisaris PT Gag Nikel, salah satu perusahaan tambang di Raja Ampat.
Menanggapi hal ini, Gus Fahrur menegaskan bahwa keterlibatannya di PT Gag Nikel merupakan keputusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan jabatannya di Nahdlatul Ulama.
“Saya tidak mewakili PBNU, tapi sebagai pribadi,” katanya, Selasa (10/6/2025).
Lantas siapakah sosok Gus Fahrur, berikut profil singkatnya.
Profil Singkat Gus Fahrur
Dr. KH. Ahmad Fahrur Rozi, yang akrab disapa Gus Fahrur, lahir di Malang pada 30 November 1971. Ia merupakan salah satu tokoh penting di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), dan saat ini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU untuk periode 2022–2027.
Selain aktif di PBNU, Gus Fahrur juga menduduki posisi sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa.
Kiprah akademiknya dimulai dari pendidikan S1 di Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang dengan jurusan Pendidikan Agama Islam, lulus pada tahun 2000. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), dan menyelesaikan S3 di Universitas Merdeka Malang pada tahun 2016, dengan konsentrasi Ilmu Sosial dan Budaya.
Selain aktif dalam organisasi keagamaan dan akademik, Gus Fahrur dikenal luas sebagai pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang. Ia juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Al-Qolam, lembaga yang turut bergerak dalam pendidikan Islam. Di luar itu, ia merupakan Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI), wadah yang mewadahi para kiai muda dan aktivis pesantren dari berbagai daerah.
Gus Fahrur tumbuh dalam tradisi pesantren yang kuat. Ia dibesarkan oleh sang kakek, KH Anwar Nur—pendiri Ponpes An-Nur—dan ayahnya, KH Burhanuddin Hamid. Pengaruh keluarga besar pesantren ini membentuk karakter dan keilmuannya sejak dini. Pada masa remaja, ia sempat menjadi santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, salah satu pesantren besar yang dikenal sebagai tempat penggemblengan para ulama.
Kepemimpinan Gus Fahrur sudah tampak sejak muda, terutama ketika aktif dalam forum-forum ilmiah dan diskusi keagamaan seperti Lembaga Bahtsul Masail. Kini, peran gandanya di dunia pesantren, organisasi keagamaan, dan perusahaan publik seperti PT Gag Nikel menempatkannya sebagai sosok yang menjadi perhatian publik, terutama dalam isu-isu sosial dan lingkungan di Indonesia.