Jakarta, CoreNews.id – Sebanyak 24 negara Barat yang mayoritas sekutu dekat Israel — tanpa keikutsertaan Amerika Serikat — menyuarakan desakan agar agresi brutal Israel di Jalur Gaza segera dihentikan. Mereka menilai penderitaan warga Gaza sudah mencapai titik nadir, terutama setelah perluasan serangan ke kota Deir el-Balah.
“Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan,” bunyi pernyataan bersama yang dikutip dari AFP, Senin (21/7/2025).
Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Australia, Kanada, serta 21 negara lain dan Uni Eropa menegaskan bahwa agresi militer Israel yang sudah berlangsung sejak Oktober 2023 harus dihentikan sekarang juga. Mereka juga menuntut:
- Gencatan senjata segera melalui jalur negosiasi,
- Pembebasan sandera oleh Hamas,
- Akses penuh bagi bantuan kemanusiaan.
Pernyataan itu juga mengecam keras distribusi bantuan kemanusiaan oleh Israel yang didukung AS. Model distribusi itu disebut “berbahaya, menciptakan ketidakstabilan, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza.”
Sejak Mei, meskipun blokade mulai dilonggarkan, PBB mencatat sedikitnya 875 warga Gaza tewas saat mencoba mendapatkan makanan.
“Kami mengecam distribusi bantuan yang sangat minim serta pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang hanya berusaha memenuhi kebutuhan dasar seperti air dan makanan,” tulis pernyataan tersebut.
Serangan besar-besaran ke Deir el-Balah berlangsung pada Senin, setelah militer Israel sehari sebelumnya memerintahkan evakuasi warga dari kawasan tersebut. PBB memperkirakan 50–80 ribu orang berada di lokasi saat serangan diumumkan.
Sejauh ini, agresi Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 60 ribu warga Palestina. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.