Jakarta,CoreNews.id – HID, penyedia solusi identitas, merilis Laporan Industri Keamanan dan Identitas 2024 atau 2024 State of Security Report.
Di Indonesia, beberapa tren yang cukup menonjol diantaranya adalah:
Mobile IDs yang perlahan namun pasti semakin diterima oleh masyarakat Indonesia.
Hal ini didukung oleh koneksi selular dan penetrasi Internet yang cukup tinggi dibanding dengan populasi jumlah penduduk Indonesia.
“Gaya hidup masyarakat Indonesia yang banyak menggunakan media digital dan pembayaran mendorong kebutuhan Mobile IDs secara berkelanjutan,” kata Prabhuraj Patil, Commercial Director, Physical Access Control Solutions, ASEAN & Subkontinen India HID, dalam paparan kepada awak media, Kamis (21/3).
Potensi pemanfaatan Mobile ID sebagai bagian dari solusi kontrol akses fisik relatif signifikan di Indonesia, namun perlu waktu bagi manajer keamanan untuk memahami bahwa sistem ini lebih aman dan nyaman dibandingkan dengan sistem kontrol akses yang ada saat ini.
Menurut laporan WeAreSocial 2023, dengan lebih dari 276 juta penduduk, koneksi mobile selular mencapai lebih dari 120% dibanding total populasi penduduk Indonesia, dengan penetrasi Internet 77%.
Tercatat lebih dari 178 juta orang berbelanja keperluan sehari-hari dari internet. Bahkan, tercatat 39% transaksi digital memanfaatkan fitur pembayaran dengan dompet digital dan selular.
Teknologi biometrik semakin banyak diterapkan di Indonesia.
Teknologi ini semakin banyak digunakan di instansi-instansi untuk beragam kegunaan.
Mulai dari pengaplikasian sidik jari sebagai akses masuk gedung atau deteksi wajah untuk absensi kuliah hingga ada rencana Kementerian Kominfo untuk menerapkan biometrik demi proses verifikasi SIM Card.
AI pun semakin menjamur di Indonesia.
Itu seiring bertumbuhnya perusahaan startup di bidang teknologi.Sehingga, per 2023, Indonesia pun termasuk dalam tiga besar negara yang mengakses aplikasi AI di dunia, setelah Amerika Serikat dan India.