Jakarta, Corenews – Pemerintah akan menyediakan kebijakan fiskal yang fleksibel secara rasional dan sehat, demi mendatangkan investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) lebih besar ke Indonesia. Pemerintah juga tengah mengatur upaya adaptif untuk sektor industri migas, termasuk membawa masuk teknologi baru. Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam pembukaan The 4th International Convention on Indonesian Oil and Gas 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (20/9/2023).
Seperti diketahui, Indonesia saat ini telah menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Sri Mulyani mengatakan, tanpa dukungan fiskal yang tepat target hulu migas nasional tidak akan mampu terkejar. Ia juga menyinggung soal pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di Indonesia. Pada saat ini, dukungan investasi pengembangan CCS turut diincar pemerintah untuk mengurangi emisi karbon C02.
Hingga sepanjang 2021, realisasi investasi hulu migas telah mencapai 10,9 miliar dolar AS. Kemudian meningkat menjadi 12,1 miliar dolar AS tahun 2022. “Kita harap tahun 2023 investasi untuk industri hulu migas akan mencapai 14,6 miliar dolar AS. Tiga tahun terus berlanjut,” katanya.*