Jakarta, CoreNews.id — PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Indonesia Power akan segera mengoperasikan Stasiun Pengisian Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia. HRS yang berlokasi di Senayan Jakarta ini ditargetkan selesai pada Februari 2024.
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Stasiun Pengisian Hidrogen ini nantinya akan melayani segala jenis kendaraan berbasis hidrogen dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, hingga kendaraan berat. Hal ini karena pada pembangunan tahap pertama ini, Stasiun Pengisian Hidrogen Senayan telah dilengkapi dengan HRS 150 bar, 300 bar dan secara bertahap akan dinaikkan hingga 700 bar.
Berdasarkan perhitungan PLN, bahan bakar green hydrogren yang dihasilkan dari sisa operasional pembangkit sangat kompetitif jika dibandingkan dengan BBM. Perbandingannya, per 1 kilometer (km) mobil BBM membutuhkan biaya Rp 1.400, sedangkan mobil listrik Rp370 per km, dan mobil hidrogen hanya Rp350 per km.
Pada saat ini, PLN dicatat memproduksi 199 ton green hydrogen. Dari total produksi tersebut, PLN hanya menggunakan 75 ton untuk kebutuhan operasional pembangkit, sementara 124 ton sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Jumlah tersebut dapat digunakan untuk melayani 424 unit cell electric vehicle, sehingga dapat menghemat impor BBM sebesar 1,55 juta liter/tahun dan menurunkan emisi karbon hingga 3,72 juta kg CO2/tahun.*