Jakarta, CoreNews.id — Hingga Agustus 2024, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,82 persen, dengan rasio desa berlistrik yang meningkat menjadi 99,79 persen. Dengan adanya akses listrik termasuk di desa terpencil, memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk penerangan, tetapi juga pada perekonomian lokal. Masyarakat di semua desa yang dulunya gelap gulita kini bisa lebih produktif dan anak-anak dapat belajar pada malam hari. Hal itu diikuti aktivitas ekonomi yang berkembang.
Hal ini disampaikan Executive Vice President (EVP) Pengembangan Listrik Desa PT PLN, Lambas Richard Pasaribu dalam Forum Merdeka Barat 9 bertema ‘Satu Dekade Membangun Indonesia hingga Pelosok’ di Jakarta, (7/10/2024). Menurut Lambas, selain fokus pada desa-desa yang mudah dijangkau, PLN juga memprioritaskan daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), terutama di wilayah seperti Papua, Nias, dan Natuna di Kepulauan Riau. PLN bahkan telah berhasil melistriki beberapa desa di Papua yang sebelumnya belum pernah dialiri listrik.
“Di Papua, misalnya, kami telah melistriki desa-desa seperti Desa Newa di Jayapura dan desa-desa di Kabupaten Jayawijaya. Kehadiran listrik di desa-desa tersebut membuat masyarakat bisa melakukan aktivitas di malam hari, seperti belajar dan bermain, yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan,” pungkas Lambas.*