CoreNews.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan perlunya pemahaman HIV/AIDS sejak dini. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini mengatakan pengetahuan ini penting agar mereka menjaga kesehatan reproduksinya.
“Termasuk mencegah agar tidak terkena penyakit seksual menular seperti HIV/AIDS. Selain itu, perlu juga memberikan pemahaman untuk tidak mendiskriminasi atau menstigmatisasi ODHIV,” kata Ina, Jumat (29/11/2024).
Ina mengatakan, membentuk perilaku seksual yang positif serta menanamkan pemahaman agar tidak mendiskriminasi orang dengan HIV (ODHIV) perlu dilakukan sedini mungkin. Hal itu bisa menjadi langkah untuk menangani situasi HIV/AIDS di tanah air.
Sementara, UNAIDS Country Director untuk Indonesia Muhammad Saleem mengatakan, kebijakan tentang pendidikan reproduksi berbeda di tiap negara. Tergantung pada budaya dan agama, namun idealnya diberikan saat remaja.
Adapun untuk pencegahan HIV melalui konteks pendidikan, dia mencontohkan kebijakan di Afrika yakni Education Plus. Di mana anak-anak terutama perempuan, didorong untuk fokus belajar selama 10 tahun.
“Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa ketika para anak perempuan dan laki-laki, ketika mereka sekolah selama 10 tahun. Karena di usia itu kemungkinan mereka mendapatkan masalah kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, adalah jauh lebih kecil,” katanya.
Sleem mengatakan, kebijakan tersebut dibuat karena banyaknya anak yang putus sekolah di Afrika. Karena kekerasan berbasis gender juga lebih sedikit dibanding yang tidak sekolah.
Koordinator Inti Muda Indonesia Bella Aubree mengatakan saat anak sudah menjadi remaja harus diajarkan tentang cara menjaga kesehatan organ reproduksi. Bella juga mengatakan, anak tersebut harus diajarkan tentang perilaku seksual, serta konsekuensinya, seperti HIV/AIDS.
Dia menyebutkan, ada modul edukasi seksualitas komprehensif (CSE) baik untuk lingkup sekolah dan luar sekolah. Adapun pihaknya, sebagai jaringan yang mewadahi populasi kunci muda, turut menyebarluaskan pendidikan itu melalui platformnya.
“Memang ada banyak yang perlu berperan, termasuk keluarga. Keluarga ini adalah salah satu yang wajib banget berperan dalam memberikan pendidikan seks ini,” ucapnya.