Nabi Ibrahim AS memiliki dua istri utama, yaitu Siti Sarah dan Siti Hajar. Pernikahan kedua beliau terjadi karena kehendak Allah dan ujian bagi keluarganya.
1. Pernikahan dengan Siti Hajar
a. Latar Belakang
- Siti Sarah awalnya tidak bisa memiliki anak selama bertahun-tahun.
- Karena rasa cintanya kepada Nabi Ibrahim AS, ia merelakan Hajar, seorang perempuan salehah yang sebelumnya adalah hadiah dari Raja Mesir, untuk menjadi istri kedua Nabi Ibrahim AS.
- Dari pernikahan ini, lahirlah Nabi Ismail AS, yang kelak menjadi leluhur bangsa Arab dan Nabi Muhammad SAW.
📖 QS. Ash-Shaffat: 101
“Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar.”
b. Ujian bagi Siti Sarah dan Siti Hajar
- Setelah Siti Hajar melahirkan Ismail AS, terjadi rasa cemburu dalam diri Siti Sarah.
- Allah kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membawa Siti Hajar dan bayi Ismail ke padang tandus di Makkah.
- Di sanalah terjadi mukjizat munculnya air Zamzam, yang menjadi sumber kehidupan bagi penduduk sekitar.
📖 QS. Ibrahim: 37
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu yang dihormati…”
2. Pernikahan dengan Siti Qanthura
- Setelah beberapa tahun, Nabi Ibrahim AS menikah lagi dengan Siti Qanthura (Keturah), yang melahirkan beberapa anak.
- Beberapa riwayat menyebutkan bahwa dari pernikahan ini lahir beberapa suku di Jazirah Arab dan sekitarnya.
Kesimpulan
- Siti Hajar adalah ujian dan anugerah bagi keluarga Nabi Ibrahim AS karena dari keturunannya lahir Nabi Ismail AS dan Nabi Muhammad SAW.
- Siti Sarah akhirnya juga diberi keturunan, yaitu Nabi Ishaq AS, sebagai bukti kekuasaan Allah.
- Pernikahan Nabi Ibrahim AS adalah bagian dari rencana besar Allah dalam membentuk peradaban besar melalui keturunannya.