CoreNews.id, Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan bahwa realisasi penyaluran bantuan sosial (bansos) hingga kuartal pertama 2025 telah mencapai Rp18 triliun. Jumlah ini setara dengan 25 persen dari total pagu anggaran bantuan sosial nasional.
“Tahap pertama sudah kami salurkan, artinya 25 persen dari seluruh anggaran sudah tersalurkan. Totalnya lebih dari Rp18 triliun,” kata Mensos dalam acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8 April 2025).
Jenis Bansos: BPNT, PKH, dan Dukungan BPJS Kesehatan
Gus Ipul menjelaskan bahwa penyaluran bansos terbagi dalam dua program utama:
- Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
- Program Keluarga Harapan (PKH)
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan iuran kepada peserta BPJS Kesehatan untuk mendukung akses layanan kesehatan bagi masyarakat rentan.
“Bantuan ini bersyarat, digunakan untuk ibu hamil, biaya sekolah anak, lansia, dan penyandang disabilitas,” jelasnya.
Lanjutan Program: Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial
Setelah program perlindungan sosial, tahap berikutnya adalah rehabilitasi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Program ini bertujuan untuk mendorong kemandirian penerima manfaat melalui pelatihan dan integrasi dengan program-program kementerian lainnya.
“Setelah mendapat perlindungan sosial, masyarakat bisa ikut program pemberdayaan. Harapannya, mereka bisa lulus dan mandiri,” ujar Mensos.
Basis Penyaluran: Data Sosial Ekonomi Nasional (Desil 1–10)
Gus Ipul menegaskan bahwa penyaluran bansos mengacu pada data tunggal sosial ekonomi nasional yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini mencakup klasifikasi dari desil 1 hingga desil 10, yang memetakan kondisi masyarakat mulai dari miskin ekstrem hingga rentan miskin.
“Sasarannya sekarang jauh lebih jelas karena datanya berdasarkan desil. Ini akan membantu program pengentasan kemiskinan lebih tepat sasaran,” tutupnya.