Jakarta, CoreNews.id — Proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp 130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia resmi diputus Konsorsium Korsel yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lain. Pemutusan menarik proyek tersebut dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia, karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya yang disebut ‘jurang’ EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau puncak permintaan EV global.
Sekalipun demikian menurut seorang pejabat dari LG Energy Solution, pihaknya akan melanjutkan bisnis yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power). Sebuah usaha patungan LG Energy Solution dengan Hyundai Motor Group yang berada di Karawang Jawa Barat.
Keputusan Konsorsium Korea Selatan tersebut mendapat tanggapan dari ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin di Jakarta (20/4/2025). Menurut Wijayanto, penyebab Konsorsium Korsel memutuskan tersebut sesungguhnya dikarenakan dua hal, yakni faktor pasar dan lingkungan investasi.
Karena itu, pemerintah seharusnya perlu melakukan negosiasi terhadap Konsorsium Korsel untuk membatalkan keputusan tersebut. Sehingga nilai investasi yang seratusan triliun itu tidak lenyap begitu saja. Selain itu yang paling penting, juga mencarikan solusi akar permasalahan yang menyebabkan iklim investasi Indonesia buruk. “Jika kita tak buru-buru memperbaiki, investasi akan malas masuk Indonesia”, pungkas Wijayanto.*