Jakarta, Corenews.id – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan belum berencana mendirikan bank umum syariah (BUS), meskipun potensinya sangat besar. Muhammadiyah memilih fokus memperkuat infrastruktur dan ekosistem Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) terlebih dahulu.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengungkapkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebenarnya sudah mendorong Muhammadiyah untuk melakukan konsolidasi BPRS agar nantinya bisa mendirikan BUS.
“Meskipun demikian, mendirikan BUS untuk saat ini belum ada rencana walau desakan dari bawah atau dari kalangan anggota cukup kuat, karena banyak hal yang harus dipersiapkan baik dari segi permodalan, jaringan, IT dan sumber daya manusianya,” ungkap Anwar Abbas.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah mengonversi BPR konvensional milik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menjadi BPRS Matahari atau Bank Syariah Matahari (BSM). Konversi ini telah mendapat restu dari OJK.
PP Muhammadiyah kemudian menerbitkan Surat Imbauan Nomor 124/HIM/I.0/C/2025 yang mengajak seluruh unsur persyarikatan, termasuk organisasi otonom dan amal usaha, untuk menempatkan dana serta melakukan transaksi keuangan melalui BSM.
“Langkah ini diyakini akan membawa manfaat besar bagi Persyarikatan, masyarakat sekitar, serta pengembangan nilai-nilai ekonomi syariah yang inklusif. Bank ini diharapkan menjadi kemandirian ekonomi umat dan alat dakwah di bidang keuangan,” katanya.
Sementara itu, OJK melalui Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa konversi BPRS Matahari diharapkan menjadi awal dari konsolidasi BPRS Muhammadiyah, yang pada gilirannya bisa menjelma menjadi bank umum syariah besar.
“Itu sebenarnya ganti nama dulu (menjadi BPRS Matahari), kemudian baru yang lainnya (BPRS lainnya bergabung). Nanti mudah-mudahan bisa begitu (BPRS Matahari menjadi perusahaan cangkang). Nanti mungkin sampai bank umum juga (diharapkan menjadi BUS Muhammadiyah),” jelas Dian Ediana Rae.
Saat ini, OJK sedang mendorong konsolidasi di sektor perbankan syariah, dengan target membentuk 3 hingga 5 bank syariah dalam jangka menengah. Diharapkan, bank hasil konsolidasi ini dapat menyaingi Bank Syariah Indonesia (BSI), serta mendorong pangsa pasar perbankan syariah mencapai minimal 10 persen secara nasional.